Harga bahan pokok di Provinsi Lampung pada Sabtu (20/9/2025) menunjukkan fluktuasi. Data Panel Harga Pangan mencatat beberapa komoditas mengalami kenaikan, sebagian turun, dan lainnya relatif stabil dibandingkan hari sebelumnya. Perubahan harga ini memengaruhi kebutuhan harian masyarakat di wilayah tersebut.
Harga Beras Premium dan Medium Naik
BANDAR LAMPUNG, NU MEDIA JATI AGUNG, – Selain itu, harga beras mencatat kenaikan pada dua kategori utama. Beras premium naik dari Rp14.793 menjadi Rp14.813 per kilogram. Kemudian, beras medium juga bergerak naik dari Rp13.156 menjadi Rp13.270 per kilogram. Kenaikan ini terlihat konsisten dalam beberapa pekan terakhir. Dengan demikian, masyarakat harus menyesuaikan pengeluaran untuk kebutuhan pokok tersebut.
Harga Hortikultura Bergerak Bervariasi
Sementara itu, harga hortikultura di pasar Lampung juga berfluktuasi. Bawang merah naik dari Rp34.364 menjadi Rp34.638 per kilogram. Namun, bawang putih bonggol turun dari Rp32.152 ke Rp31.793 per kilogram.
Kemudian, harga cabai menunjukkan pergerakan berbeda. Cabai merah keriting turun dari Rp61.345 menjadi Rp59.786 per kilogram. Sebaliknya, cabai merah besar naik dari Rp60.133 ke Rp60.917 per kilogram. Selanjutnya, cabai rawit merah turun tipis dari Rp41.655 menjadi Rp41.571 per kilogram.
Dengan kondisi tersebut, pedagang maupun konsumen menghadapi situasi harga yang tidak menentu.
Harga Protein Hewani Berubah
Di sisi lain, harga protein hewani juga mengalami perubahan. Daging sapi murni turun dari Rp133.083 ke Rp131.143 per kilogram. Sebaliknya, daging ayam ras naik dari Rp35.963 ke Rp36.333 per kilogram.
Selain itu, telur ayam ras juga menunjukkan penurunan tipis dari Rp27.984 ke Rp27.917 per kilogram. Perubahan ini memberi dampak langsung pada daya beli masyarakat yang membutuhkan protein hewani secara rutin.
Harga Kebutuhan Harian Lainnya
Kemudian, harga kebutuhan harian lain ikut bergerak. Gula konsumsi naik tipis dari Rp17.786 menjadi Rp17.833 per kilogram. Minyak goreng kemasan turun dari Rp19.303 ke Rp19.188 per liter. Namun, minyak goreng curah justru naik dari Rp17.863 menjadi Rp18.088 per liter.
Selanjutnya, harga tepung terigu curah naik dari Rp9.803 ke Rp9.879 per kilogram. Sebaliknya, tepung terigu kemasan turun dari Rp12.485 menjadi Rp12.328 per kilogram. Produk minyakita juga mengalami kenaikan dari Rp17.060 menjadi Rp17.223 per liter.
Dengan kondisi itu, masyarakat perlu lebih selektif saat membeli kebutuhan sehari-hari.
Harga Ikan dan Garam Mengalami Penurunan
Akhirnya, di sektor perikanan, harga ikan kembung turun cukup signifikan. Harga yang sebelumnya Rp33.083 turun menjadi Rp31.444 per kilogram. Selanjutnya, garam konsumsi juga ikut turun dari Rp13.994 menjadi Rp13.787 per kilogram.
Penurunan pada sektor ini memberi sedikit keringanan bagi masyarakat, meskipun harga komoditas lain masih berfluktuasi.
Dampak Fluktuasi Harga bagi Konsumen
Dengan demikian, perubahan harga bahan pokok di Lampung membawa dampak berlapis. Konsumen harus menghadapi kenaikan harga beras dan gula yang tidak bisa ditunda kebutuhannya. Namun, mereka mendapat sedikit kelegaan dari turunnya harga ikan dan garam.
Selain itu, pedagang juga harus menyesuaikan strategi penjualan agar tetap mampu menarik pembeli di tengah kondisi pasar yang dinamis. Pada akhirnya, pola belanja masyarakat akan berubah sesuai dengan pergerakan harga harian.
Pada akhirnya, kondisi harga bahan pokok di Lampung bersifat fluktuatif. Beberapa komoditas seperti beras, daging ayam, gula, dan minyak goreng curah mengalami kenaikan. Namun, ikan kembung, bawang putih, dan garam menunjukkan penurunan harga. Dengan demikian, masyarakat perlu terus memantau perkembangan harga agar dapat menyesuaikan kebutuhan belanja harian secara bijak.