Ketua PCNU Lampung Selatan H. Abdul Haris menegaskan pentingnya kaderisasi lewat PD-PKPNU. Ia menilai proses itu sebagai amanat Perkum NU sekaligus pintu masuk bagi setiap pengurus yang ingin berkhidmat penuh untuk masa depan Nahdlatul Ulama.
Pentingnya Kaderisasi di Tubuh NU
Lampung Selatan, NU Media Jati Agung – Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lampung Selatan, H. Abdul Haris, S.E., menegaskan bahwa kaderisasi melalui Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) merupakan amanat penting dari Peraturan Perkumpulan (Perkum) NU.
Ia menyampaikan hal tersebut saat membuka PD-PKPNU Angkatan XXXIII di Gedung LP Ma’arif NU Wawasan, Kecamatan Tanjung Sari, Lampung Selatan, Jumat (19/9/2025).
Menurut Abdul Haris, masyarakat dahulu sering mengaku sebagai warga NU hanya karena terbiasa mengikuti tahlilan, yasinan, atau diba’aan. Namun, ia menegaskan tradisi itu juga hadir di organisasi lain seperti Mathla’ul Anwar dan Al-Khairiyah.
“Qunut dan yasinan belum tentu menjadikan seseorang warga Nahdliyin. Yang membedakan kita adalah fikrah dan ghirah. Fikrah itu bagaimana kita sama-sama membangun jam’iyah dan jamaah dalam satu barisan. Sedangkan ghirah adalah semangat untuk membesarkan NU dengan satu komando,” jelasnya.
Tiga Tahap Kaderisasi NU
Abdul Haris menyampaikan bahwa seluruh warga Nahdlatul Ulama wajib mengikuti proses kaderisasi dengan sungguh-sungguh. Ia menegaskan kegiatan PD-PKPNU menjadi tahap awal yang sangat penting untuk melahirkan kader penggerak NU yang berkomitmen penuh.
“Yang pertama adalah PD-PKPNU. Kali ini kita semua mengikuti pendidikan dasar, dan ini bukan kegiatan sembarangan. Bagi yang merasa tidak sanggup, dipersilakan mundur. Kami tidak memaksa untuk mengikuti acara ini,” ujarnya.

Selain itu, ia menekankan adanya aturan yang harus ditaati peserta. “Ada batas yang jelas, peserta yang keluar dari area kegiatan dinyatakan tidak lulus,” tegasnya.
Ia juga mengingatkan seluruh peserta untuk menjaga kesucian diri.
“Para peserta diharapkan senantiasa menjaga wudhu. Jika batal, maka segera berwudhu kembali,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa setelah PD-PKPNU, terdapat tahap kaderisasi lanjutan.
“Yang kedua adalah PMKNU atau Pendidikan Menengah Kepemimpinan. Ini setingkat kader pemimpin yang akan menduduki kepengurusan NU di tingkat kabupaten. Pesertanya adalah para ketua MWC NU, ketua badan otonom, serta para ketua badan,” terangnya.
Sementara itu, tahap berikutnya adalah Akademi Kepemimpinan Nasional (AKN). Jenjang ini, lanjutnya, menjadi kaderisasi tertinggi yang mempersiapkan kader strategis NU.
Pesertanya terdiri dari pejabat tinggi, mulai dari menteri, gubernur, hingga bupati yang notabenenya merupakan warga NU.
Pesan Spiritualitas dan Keteladanan
Dalam kesempatan itu, Abdul Haris menyampaikan dawuh pendiri Nahdlatul Ulama, Hadratussyeikh KH. Hasyim As’ari. Ia mengingatkan pesan luhur tersebut kepada seluruh peserta agar semakin bersemangat.
“Barang siapa yang mengurusi NU, saya doakan meninggalnya dalam keadaan husnul khotimah, beserta keturunan-keturunannya,” demikian pesan Mbah Hasyim yang ia kutip.
Selain itu, ia menegaskan dasar-dasar ilmu seperti Alif, Ba, Ta, dan seterusnya bukan hanya huruf. Menurutnya, hal itu merupakan bagian dari sanad keilmuan yang diwariskan langsung oleh Hadratussyeikh.
Karena itu, ia menilai mengikuti PD-PKPNU bukan hanya sekadar program kaderisasi, melainkan juga jalan untuk meneguhkan diri sebagai santri beliau.
“Dengan mengikuti PD-PKPNU ini, kita berharap dapat diakui sebagai santri Hadratussyeikh KH. Hasyim As’ari. Semoga di akhir hayat nanti kita semua diberikan husnul khotimah,” ujarnya.
Harapan untuk Peserta PD-PKPNU
Abdul Haris menegaskan pentingnya keseriusan seluruh peserta. Ia menilai pendidikan kali ini bukan sekadar rutinitas, melainkan upaya nyata dalam menyiapkan kader terbaik NU.
“Sebetulnya, ini sudah merupakan angkatan keramat. Seluruh pengurus ranting dan anak ranting wajib mengikuti PD-PKPNU,” ujarnya.
Menurutnya, siapa pun yang enggan mengikuti pendidikan kaderisasi tidak layak melanjutkan amanah organisasi.
“Bagi yang pengurus yang tidak bersedia mengikuti, tentu tidak layak melanjutkan amanah organisasi. Sebab, PD-PKPNU ini adalah pintu masuk untuk menyiapkan kader yang benar-benar siap mengabdikan diri,” tegasnya.

Selanjutnya, ia menekankan bahwa seluruh peserta kali ini adalah calon penerus kepengurusan NU.
“Insyaallah, mereka yang ikut adalah kader yang siap menumpahkan segala kemampuan dan ilmu pengetahuannya demi kemajuan Nahdlatul Ulama,” pungkasnya.
Dukungan dan Sinergi Kelembagaan
Pada akhir sambutannya, Abdul Haris berterima kasih kepada jajaran MWCNU Tanjung Sari, panitia, para kiai, dan tokoh yang ikut mendukung kegiatan ini. Ia berharap kegiatan tersebut semakin memperkuat soliditas NU di tingkat kecamatan hingga ranting.
“Insyaallah Rois Syuriah akan hadir pada penutupan. Mudah-mudahan Forkopimcam juga bisa bersinergi dengan jajaran MWCNU,” pungkasnya.
Dengan demikian, ia menutup acara dengan penuh harapan. Ia meyakini kaderisasi lewat PD-PKPNU akan melahirkan generasi penerus NU yang solid, berilmu, dan berkomitmen kuat untuk mengabdi kepada jam’iyah serta jamaah. (ARIF)