Majelis Umum PBB menyetujui resolusi yang memungkinkan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyampaikan pidato Sidang Umum ke-80 melalui video. Keputusan ini diambil setelah Amerika Serikat menolak visa bagi delegasi Palestina sejak akhir Agustus 2025.
Resolusi PBB Setujui Pidato via Video
Majelis Umum PBB di New York menyetujui resolusi yang memungkinkan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyampaikan pidato Sidang Umum ke-80 melalui rekaman video. Dengan demikian, Abbas tetap bisa berpartisipasi meski tidak hadir secara langsung.
Keputusan ini muncul setelah Amerika Serikat menolak mengeluarkan visa bagi delegasi Palestina sejak akhir Agustus 2025. Akibatnya, Abbas tidak dapat menghadiri sidang secara langsung. Oleh karena itu, anggota Majelis Umum memilih jalan alternatif agar suara Palestina tetap terdengar.
Resolusi ini mendapatkan dukungan luas. Sebanyak 145 negara memberikan suara setuju. Sementara itu, lima negara menolak, termasuk Amerika Serikat dan Israel. Selain itu, enam negara memilih abstain atau menahan suara. Dengan demikian, keputusan ini berhasil disahkan dan memberikan jalan resmi bagi Abbas menyampaikan pandangannya.
Dukungan Internasional bagi Palestina
Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan negara anggota PBB. Ia menegaskan:
“Palestina tidak akan mengalah untuk memperjuangkan haknya dalam berpartisipasi penuh di organisasi internasional tersebut.”
Selain itu, Mansour menegaskan bahwa dukungan global memperkuat posisi Palestina dalam diplomasi internasional. Hal ini menjadi bukti bahwa negara-negara anggota PBB tetap menghormati hak Palestina untuk berpartisipasi aktif.
Mekanisme Pidato Melalui Video
Dokumen resolusi menetapkan mekanisme khusus bagi Presiden Abbas. Pernyataan dapat disampaikan melalui rekaman video atau tautan langsung pada pertemuan tingkat tinggi lainnya. Ketentuan ini berlaku khusus untuk sesi ke-80 Sidang Umum.
Dengan cara ini, Majelis Umum memastikan Abbas tetap bisa menyampaikan pesan politiknya secara lengkap. Selain itu, mekanisme ini memungkinkan interaksi dengan delegasi lain melalui format digital. Oleh karena itu, absennya kehadiran fisik Abbas tidak mengurangi substansi pidato yang disampaikan.
Konteks Penolakan Visa oleh AS
Penolakan visa oleh Amerika Serikat menjadi pemicu utama perubahan mekanisme pidato ini. Sejak akhir Agustus 2025, delegasi Palestina menghadapi kendala perjalanan. Akibatnya, Abbas tidak bisa menghadiri sidang secara langsung.
Selain itu, penolakan ini menimbulkan perdebatan internasional mengenai akses negara non-anggota atau pengamat terhadap forum PBB. Sementara itu, negara lain menekankan pentingnya partisipasi semua pihak untuk memastikan diskusi tetap inklusif dan demokratis.
Pentingnya Sidang Umum PBB
Sidang Umum PBB menjadi forum penting bagi negara-negara anggota dan pengamat untuk menyampaikan pandangan diplomatik. Pada Sidang Umum ke-80, isu Palestina tetap menjadi perhatian utama.
Dengan pidato Abbas, Palestina ingin menegaskan haknya dalam proses internasional. Selanjutnya, pidato tersebut diharapkan memperkuat posisi diplomatik Palestina di mata dunia. Oleh karena itu, meski disampaikan melalui video, pidato ini memiliki bobot politik yang signifikan.
Harapan Diplomatik ke Depan
Penyampaian pidato melalui video juga menjadi langkah diplomatik strategis. Selain itu, mekanisme ini membuka peluang bagi negara-negara lain untuk mengadaptasi format digital dalam forum internasional.
Terlebih lagi, resolusi ini menunjukkan bahwa Majelis Umum PBB dapat menemukan solusi kompromi dalam situasi politik yang kompleks. Dengan demikian, hak partisipasi tetap terjaga, sekaligus memperlihatkan fleksibilitas diplomasi global.
Keputusan Majelis Umum PBB memungkinkan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, menyampaikan pidato Sidang Umum ke-80 melalui rekaman video. Keputusan ini muncul akibat penolakan visa oleh Amerika Serikat. Dengan dukungan mayoritas anggota PBB, Palestina tetap bisa menyuarakan haknya di forum internasional.
Duta Besar Riyad Mansour menegaskan:
“Palestina tidak akan mengalah untuk memperjuangkan haknya dalam berpartisipasi penuh di organisasi internasional tersebut.”
Dengan mekanisme video, pidato Abbas tetap memiliki dampak politik dan diplomatik signifikan, serta membuka jalan bagi inovasi dalam partisipasi internasional.