Jakarta, NU Media Jati Agung – KH Ali Masykur Musa menegaskan bahwa Pancasila Indonesia selaras nilai Islam. Hal ini disampaikan saat Peluncuran Buku Prinsip-Prinsip Negara Indonesia: Syarah Konstitusi di Pondok Pesantren Pasulukan Al Masykur, Jakarta Timur, Jumat (12/9/2025).
Menurutnya, pembukaan dan pasal-pasal UUD 1945 mencerminkan nilai-nilai Islam.
Diksi Konstitusi yang Bernuansa Islam
“Kata-kata seperti rahmat, daulat, musyawarah, dan dewan menunjukkan akar Islam dalam dasar negara,” ujarnya. Kiai Ali menegaskan Pancasila adalah Islam di Indonesia dan menolak pertanyaan tentang eksistensi Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 yang menyebut “atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.”
Demokrasi dan Kedaulatan Rakyat
Lebih lanjut, Kyai Ali menjelaskan demokrasi sebagai pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Konsep kedaulatan rakyat bersumber dari istilah Arab daulah, yang berarti kekuasaan atau pemerintahan. Ia menegaskan bahwa presiden tidak boleh menjabat lebih dari dua periode, menolak oligarki maupun monarki.
Prinsip Konstitusi Sejalan Ajaran Islam
Sementara itu pihaknya juga menguraikan prinsip al-haqqu (kebenaran), al-istiqlaliyah (kemerdekaan), al-musawah (persamaan di depan hukum), al-musyawarah (permusyawaratan), dan as-sidqu (kejujuran).
“Meskipun Indonesia bukan negara Islam, konstitusi jelas bernilai Islam,” katanya, mengutip Pasal 29 UUD 1945 tentang Ketuhanan Yang Maha Esa.
Pandangan NU dan Buku Terbaru
Pada 1936, ulama Nahdlatul Ulama di Muktamar Banjarmasin merumuskan bahwa Indonesia sebaiknya menjadi negara Darussalam, membawa perdamaian, kesejahteraan, dan keselamatan bagi seluruh rakyat tanpa membedakan agama atau budaya. Sejalan dengan visi itu, Kyai Ali kemudian menulis karya terbaru untuk memperjelas implementasi prinsip-prinsip tersebut.
Buku Prinsip-Prinsip Negara Indonesia: Syarah Konstitusi merupakan karya ke-19 Kyai Ali, membahas pasal 1-4 UUD 1945, dan akan dilanjutkan pada pasal berikutnya, termasuk Pasal 33 terkait pengelolaan kekayaan negara.
“Prinsipnya, konstitusi kita sudah mencerminkan nilai-nilai Islam. Tinggal bagaimana kita mengamalkan dan mengimplementasikannya untuk kemaslahatan rakyat,” tuturnya. (Haris Efendi)