Tuduhan Perdagangan Manusia oleh Palestina terhadap Israel
Jakarta, NU Media Jati Agung – Kementerian Luar Negeri Palestina menuduh Israel melakukan perdagangan manusia setelah ratusan warga Gaza tiba secara misterius di Afrika Selatan.
Selain itu, Kemlu Palestina memperingatkan semua entitas yang mencoba mengusir warga Gaza demi kepentingan Israel.
Peringatan Resmi Kemlu Palestina
Dalam pernyataan resminya, Kemlu menegaskan, “Kementerian memperingatkan perusahaan dan entitas yang menyesatkan rakyat kita, menghasut mereka untuk dideportasi atau dipindahkan, atau terlibat dalam perdagangan manusia, akan menanggung konsekuensi hukum atas tindakan melawan hukum mereka dan akan dikenakan tuntutan dan pertanggungjawaban,” demikian dikutip Jerusalem Post, Minggu (16/11/2025).
Selain itu, Kemlu juga mengimbau masyarakat, khususnya di Jalur Gaza, agar berhati-hati. Mereka diminta agar tidak menjadi korban perdagangan manusia, pedagang serta perusahaan darah, maupun agen pengungsian.
Warga Palestina di Afrika Selatan
Kedutaan Besar Palestina di Pretoria, Afrika Selatan, memperingatkan warga agar berhati-hati terhadap perusahaan dan entitas tak resmi.
Mereka mencoba menyesatkan dan menghasut warga Gaza untuk pergi, dikutip dari Al Jazeera.
Pekan lalu, pesawat carter membawa 153 warga Palestina ke Afrika Selatan. Namun, penumpang terjebak di pesawat selama 12 jam karena masalah administrasi.
Selain itu, mereka hanya membawa paspor dan pakaian yang dikenakan, karena Israel tidak memberikan cap keberangkatan.
Beruntung, Kementerian Dalam Negeri Afrika Selatan mengizinkan penumpang keluar setelah organisasi kemanusiaan Gift of the Givers menjamin akomodasi dan bantuan bagi mereka.
Insiden Serupa Oktober Lalu
Pada Oktober, pesawat sewaan mengangkut 176 warga Palestina dan mendarat di Johannesburg. Namun, pihak berwenang memindahkan beberapa penumpang ke negara lain.
Selain itu, organisasi Gift of the Givers menilai Israel sengaja menahan cap untuk mengusir warga Gaza.
Sementara itu, otoritas Israel melalui COGAT menyatakan bahwa warga Gaza sudah mendapatkan izin dari negara ketiga sebelum terbang. Mereka tidak menyebutkan nama negara tersebut. (ARF)

