NU MEDIA JATI AGUNG

NU MEDIA JATI AGUNG
Logo NU Jatiagung

NU Jatiagung - Situs Resmi

Pesan Cinta Wali Allah dari Abah Guru Sekumpul dalam Haul ke-18

Abah Guru Sekumpul

Haul ke-18 Abah Guru Sekumpul digelar di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, pada Kamis (26/1/2023). Peringatan ini mengenang pesan cinta wali Allah dari Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani yang tetap hidup hingga kini.

Haul Abah Guru Sekumpul dan Sejarah Singkat Beliau

NU Media Jati Agung–Acara Haul Akbar ke-18 Abah Guru Sekumpul berlangsung khidmat di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Ulama besar ini memiliki nama lengkap Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani. Beliau lahir di Tunggul Irang, Martapura, pada 11 Februari 1942 M atau 27 Muharram 1361 H.

Selain itu, Guru Sekumpul wafat pada 10 Agustus 2005 ketika berusia 63 tahun. Selanjutnya, beliau dimakamkan di kompleks pemakaman keluarga di Kalimantan Selatan. Hingga hari ini, umat terus menyuarakan ceramah-ceramah beliau melalui berbagai media, terutama media sosial. Dengan demikian, ajaran beliau tetap hadir dalam kehidupan umat.

Pesan Tentang Wali Allah

Salah satu ceramah Guru Sekumpul yang paling sering dikenang berkaitan dengan ciri-ciri wali Allah. Dalam sebuah rekaman yang dikutip dari kanal YouTube Nawa Muhammad, beliau menegaskan bahwa penjelasan mengenai wali Allah sudah tercantum jelas dalam Alquran.

Guru Sekumpul kemudian menyampaikan firman Allah dalam QS Yunus ayat 62:
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.”

Menurut beliau, wali Allah merupakan sosok yang sejak kecil hingga akhir hayat hanya takut kepada Allah. Selain itu, mereka tidak khawatir terhadap kesusahan, senjata, maupun cacian manusia. Mereka juga selalu bertauhid, istiqamah dalam menjalankan perintah-Nya, serta menjauhi segala larangan-Nya.

Busyro untuk Para Wali Allah

Guru Sekumpul menambahkan, para wali Allah memperoleh busyro berupa mimpi-mimpi baik hingga akhir hayatnya. Dengan demikian, Allah memberi tanda khusus kepada hamba pilihan-Nya.

Selain itu, beliau menegaskan bahwa gelar kewalian berbeda dengan gelar duniawi. Menurut beliau, kewalian bersifat abadi karena merupakan ketetapan Allah. Sebaliknya, gelar duniawi bisa hilang kapan saja.

Selanjutnya, beliau menekankan bahwa pangkat kewalian merupakan kemenangan agung atau faudzul ‘adzhiim. Oleh karena itu, meski seorang Muslim tidak termasuk golongan wali, tetap penting untuk mencintai dan menghormati mereka.

Cinta kepada Wali Allah

Guru Sekumpul mengingatkan umat agar senantiasa mencintai wali Allah. Beliau berkata:
“Kalau percaya pada mereka, mencintai mereka, kita termasuk di dalam golongan mereka, dunia dan akhirat. Maka hendaklah kita mendekat kepada wali Allah. Jangan menjauh.”

Pesan itu menegaskan pentingnya hubungan cinta dan penghormatan kepada wali Allah. Dengan demikian, umat memperoleh keberkahan dan kedekatan dengan Allah.

Wali Allah Tidak Pernah Mati

Beliau menekankan bahwa wali Allah tidak pernah mati meski jasadnya berada di dalam kubur. Sementara itu, Allah juga menegaskan dalam QS Ali Imran ayat 169:
“Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup di sisi Tuhannya dengan mendapat rezeki.”

Dengan ayat tersebut, Guru Sekumpul menguatkan keyakinan bahwa para wali tetap hidup di sisi Allah. Akibatnya, umat tidak boleh meremehkan kedudukan mereka.

Peringatan terhadap Permusuhan dengan Wali Allah

Selain memberikan pesan cinta, Guru Sekumpul juga memperingatkan umat agar tidak memusuhi wali Allah. Beliau mengutip sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadis riwayat Bukhari:
“Siapa yang memusuhi wali-Ku, maka sungguh Aku telah mengumumkan perang kepadanya.”

Dengan peringatan tersebut, umat seharusnya semakin berhati-hati. Pada akhirnya, permusuhan dengan wali Allah akan berakibat fatal.

Nilai Abadi dari Pesan Abah Guru Sekumpul

Haul Abah Guru Sekumpul bukan sekadar peringatan. Selain itu, acara ini menjadi momentum untuk meneladani ajaran beliau. Umat dapat meneguhkan kembali cinta kepada wali Allah, memperkuat tauhid, dan istiqamah menjalankan perintah-Nya.

Dengan demikian, pesan beliau tetap relevan sepanjang masa. Selanjutnya, setiap generasi Muslim dapat mengambil pelajaran berharga dari ajaran tersebut. Akhirnya, haul ke-18 ini mengingatkan bahwa cinta kepada wali Allah membawa umat menuju keselamatan dunia dan akhirat. (ARF)