
Benarkah Tahlilan Bisa Menjadi Sesat dan Kafir?
Lampung, NU Media Jati Agung –Tahlilan sering memunculkan perdebatan. Sebagian orang bahkan menuduh amalan ini sesat dan menganggap pelakunya kafir. KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha menilai pendapat seperti itu aneh dan tidak berdasar.
Gus Baha menegaskan, seseorang boleh saja tidak setuju dengan tahlilan atau ziarah kubur. Namun, ia menyebut orang yang menuduh pelaku tahlilan sebagai kafir justru keliru.
“Lafal Laa ilaaha illaAllah iku kan dadekno wong sing asale kafir dadi mukmin, ora suwalike,” ujarnya.
Fungsi Lafal Laa Ilaaha IllaAllah
Gus Baha menegaskan, fungsi lafal ini bisa menjadikan orang kafir menjadi Mukmin. Ia mempertanyakan, “Masak ya lafal yang sama bisa menjadikan orang mukmin menjadi kafir?”
Ia menambahkan, memahami hal ini memerlukan orang yang alim.
“Mau kalian pikir seperti apapun nggak akan bisa ketemu jalurnya. Inilah pentingnya menjadi orang yang alim,” katanya.
Tahlilan dan Kalimat Tayyibah
Ia menegaskan bahwa tahlil yang dibaca terdiri dari kalimat-kalimat tayyibah, termasuk dua kalimat syahadat. Karena itu, Gus Baha menganggap aneh sekelompok orang yang mengkafirkan mereka yang melakukan tahlilan atau ziarah kubur.
Ulama asal Narukan, Rembang, Jawa Tengah ini menekankan agar umat Islam tidak mudah mengkafirkan sesama yang beribadah.
Menurutnya, ijma’ ulama menetapkan bahwa seorang kafir yang di akhir hayatnya mengucapkan kalimat syahadat dihukumi masuk surga dan telah menjadi Muslim.
“Jika demikian, mengapa orang yang baca tahlil dan kalimat syahadat saat tahlil atau ziarah justru dikafirkan,” jelas Gus Baha.
Ia menambahkan, pengkafiran ini bertentangan dengan nalar sehat manusia.
“Sekaya apapun akal manusia pasti tidak akan memahami ambiguitas orang mengkafirkan orang yang membaca kalimat tayyibah,” tandasnya.
Doa untuk Ahli Kubur
Selain itu, dalam pengajian kitab Tafsir Jalalain, Gus Baha menekankan bahwa umat Islam seharusnya meyakini doa sampai kepada ahli kubur.
Ia menjelaskan, praktik ini telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad SAW.
“Tidak ada aliran manapun di Islam ini yang memungkiri kalau doa itu sampai kepada mayit, meskipun ada yang mengkritik tahlilan, acara 7 hari mayit oke tidak apa-apa ada yang mengkritik. Tapi kalau meyakini doa tidak sampai kepada mayit itu tidak ada dalam firqoh ulama manapun,” tegasnya.
Kritik Kaifiyah Tahlilan
Gus Baha menambahkan, meski ada yang mengkritik tata cara (kaifiyah) tahlilan, itu tidak masalah. Namun, menganggap doa tidak sampai ke mayit adalah kesalahan besar. Ia menegaskan semua ulama sepakat bahwa doa sampai kepada yang telah meninggal.
Dalil Doa kepada Mayit
Ia merujuk pada Al-Qur’an Surat Ibrahim ayat 41:
رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ
Artinya: “Ya Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu bapakku dan semua orang yang beriman pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).”
Selain itu, surat Muhammad ayat 19:
فَاعْلَمْ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُمْ
Artinya: “Maka ketahuilah, bahwa tidak ada tuhan (yang patut disembah) selain Allah dan mohonlah ampunan atas dosamu dan atas (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. Dan Allah mengetahui tempat usaha dan tempat tinggalmu.”
Kehidupan Ruh Setelah Kematian
Gus Baha menekankan, jasad memang mati, tapi ruh tidak pernah mati. Ruh menghadapi berbagai ujian dari malaikat Munkar-Nakir setelah meninggal. Ia menekankan, pengingkaran terhadap hal ini bisa menimbulkan kesalahpahaman.
Ia juga menyoroti kisah-kisah berlebihan seperti tradisi kejawen, misalnya mayit “pulang ke rumah” dan diberi rokok, yang menurutnya tidak hanya bid’ah tetapi sudah ngawur.
Berita Terpopuler
- Wagub Lampung Jihan Nurlela Tinjau Pasar Murah Muslimat NU di Natar
- PPRQ Metro Gelar Harlah ke-24 Teguhkan Komitmen Santri
- Curanmor Teror Jati Agung: Enam Motor Hilang, CCTV Tak Efektif
- KH Bisri Syansuri (3-Habis): Bahtsul Masail Sampai Tua, Kewafatan, dan Kesaksian Tokoh
- Rohana Kudus, Jurnalis Bergelar Pahlawan Nasional, Pejuang Kesetaraan Perempuan