NU MEDIA JATI AGUNG

MWCNU JATI AGUNG
NU MEDIA JATI AGUNG
Edisi
Advetorial
Opini
Donasi
🗓️ 10, September 2025   |   ✍️ Arif Riana

Lampung Selatan, NU Media Jati Agung Tabligh Akbar di Musholla Miftahul Babul Jannah Dusun 4 Desa Purwodadi Dalam, Kecamatan Tanjung Sari, Lampung Selatan, sukses digelar pada Sabtu malam Ahad, 6 September 2025/13 Rabiul Awal 1447 H.

Acara ini menjadi momentum penting peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang berlangsung khidmat, meriah, dan penuh makna. Kehadiran jamaah dari berbagai lapisan masyarakat membuat suasana semakin semarak.

Kehadiran Tokoh dan Jamaah

Rangkaian acara menjadi lebih bermakna dengan kehadiran para tokoh agama dan masyarakat. Di antaranya hadir Ustadz Syarif Hidayatullah, Pengasuh Ponpes Mathla’ul Hidayah Serang Banten, sebagai penceramah utama.

Selain itu, Ketua MWCNU Tanjung Sari, Ustadz Suselo, S.Pd., Rois Syuriah PRNU Purwodadi Dalam, Ustadz Rohmatullah, Ketua Tanfidziyah PRNU Purwodadi Dalam, Ustadz Slamet, Kepala Dusun 4 Yudi Handreas, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya juga turut hadir.

Ratusan jamaah juga tampak memadati halaman musholla, sehingga suasana tabligh akbar terasa hangat dan penuh kebersamaan.

Ucapan Syukur Panitia

Di balik suksesnya acara, kerja keras panitia patut diapresiasi. Roy Sandi, salah satu panitia, menyampaikan rasa syukur dan bangganya karena meskipun ini pengalaman pertama, kegiatan berjalan dengan lancar.

Ia menjelaskan bahwa seluruh panitia bekerja sama dengan penuh semangat sehingga acara bisa berlangsung meriah.

“Alhamdulillaah lancar, meskipun panitia sedikit kaku karena pertama kali menggelar acara besar. Semuanya kompak dan luar biasa, tanpa terkecuali semuanya berperan aktif dalam kegiatan ini,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia juga menegaskan harapan agar peringatan Maulid Nabi di tahun-tahun berikutnya bisa lebih besar dan semakin memberi manfaat bagi masyarakat.

“Harapannya sih, kedepan lebih meriah acara pengajian seperti ini. Intinya kami mengucapkan terimakasih kepada panitia, warga, dan seluruh donatur yang telah ikut serta mensukseskan acara ini. Kami juga mohon maaf jika masih ada yang kurang dalam segi jamuan dan sambutan,” tutupnya.

Pesan Akhlak Rasulullah dari Ustadz Syarif

Sementara itu, saat ditemui NU Media Jati Agung setelah mengisi ceramah, Ustadz Syarif Hidayatullah menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi harus dimaknai sebagai kesempatan untuk memperdalam kecintaan kepada Rasulullah ﷺ.

Foto Panhar Panjaya: Sesi wawancara bersama Ustadz Syarif Hidayatullah Pengasuh Ponpes Mathla’ul Hidayah Serang Banten, usai pengajian Maulid Nabi SAW di Musholla Miftahul Babul Jannah Desa Purwodadi Dalam Kecamatan Tanjung Sari Lampung Selatan.

Beliau mengingatkan jamaah bahwa ajaran Nabi dapat diamalkan melalui hal-hal sederhana, terutama yang berkaitan dengan akhlak sehari-hari.

Menurutnya, umat Islam tidak perlu menunggu hal besar untuk meneladani Rasulullah ﷺ. Cara paling sederhana meneladani akhlak Rasulullah ﷺ di era modernisasi adalah dengan membiasakan mengucapkan salam.

“Cara sederhana meneladani akhlak Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam adalah dengan membiasakan salam. Sering kali kita lupa mengucapkannya ketika bertemu orang tua, terutama para guru. Kata Rasulullah SAW, ‘Afsus salam’ — sebarkanlah salam. Menurut saya, membiasakan salam adalah cara paling sederhana meneladani beliau,” ungkapnya.

Menjaga Lisan di Era Digital

Selain membiasakan bacaan salam, Ustadz Syarif juga mengingatkan pentingnya menjaga lisan. Beliau menekankan bahwa tantangan menjaga ucapan semakin besar di era digital saat ini, di mana setiap orang mudah menuliskan komentar atau menyampaikan pendapat di media sosial.

Namun, beliau menegaskan bahwa teladan Rasulullah ﷺ tetap menjadi pedoman utama yang relevan sepanjang zaman.

“Dulu, di zaman Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam, beliau sering dibully, dihina, dan dikatakan hal-hal yang tidak baik. Namun, beliau tidak pernah membalasnya dengan hinaan, ucapan, ataupun perkataan buruk. Intisari dari perjuangan Rasulullah ialah beliau selalu menjaga lisannya dan tidak membalas ucapan orang-orang kafir dengan sesuatu yang serupa. Itulah cara sederhana bagi kita untuk menjaga lisan: jangan membalas perkataan orang lain yang tidak sesuai dengan syariat Kanjeng Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,” jelasnya.

Lebih jauh, Pengasuh Ponpes Mathla’ul Hidayah Serang Banten itu mengutip pepatah Arab yang menegaskan pentingnya lisan:

“Salamatul insān bi hifzhil lisān.”

Selamatnya manusia tergantung pada bagaimana ia menjaga lisannya.

Rasulullah ﷺ juga menegaskan hal tersebut dalam sabdanya:

“Al-muslimu man salima al-muslimūna min lisānihi wa yadihi.”

Orang Islam itu adalah orang yang bisa menyelamatkan orang Islam yang lainnya baik dari gangguan perkataannya ataupun dari gangguan tangannya.

Apresiasi untuk Panitia

Terakhir Ustadz Syarif Hidayatullah juga menyampaikan apresiasi kepada panitia. Pihaknya mengaku terkesan dengan sambutan hangat masyarakat, kekompakan panitia, serta suasana kebersamaan yang tercipta.

Menurutnya, kerja keras seluruh pihak layak diapresiasi dan menjadi contoh semangat gotong royong umat.

“Menurut saya pribadi, terkait acara Maulid, saya merasa sangat kagum dan berterima kasih. Mulai dari penerimaan, jamuan, sambutan tokoh masyarakat, hingga kerja keras panitia, khususnya Pak Ketua dan Pak Ustadz, semuanya berjalan dengan baik,” tuturnya.

Ia pun berharap acara Maulid Nabi tahun depan bisa lebih semarak, sehingga semakin banyak jamaah yang memperoleh hikmah dari peringatan tersebut.

“Alhamdulillah, saya benar-benar mengapresiasi hal tersebut. Semoga tahun depan acara Maulid dapat berlangsung lebih meriah lagi dibandingkan dengan tahun ini,” pungkasnya. (ARF)