
Dalam sejarah Islam, Syawal dikenal sebagai bulan kemenangan dan heroik. Beberapa peperangan besar yang melibatkan Nabi Muhammad dan para pengikutnya melawan musuh-musuh Islam terjadi pada bulan ini. Setidaknya peperangan itu tercatat empat kali di bulan Syawal, yakni Perang Uhud, Khandaq, Hunain, dan Thaif.
Selain peristiwa-peristiwa heroik tersebut, sejarah Islam juga mencatat satu peristiwa penting lainnya yang terjadi di bulan Syawal, yakni lahir dan wafatnya seorang tokoh besar yang dijuluki Syaikhul ‘Ulama atau gurunya para ulama, yaitu Syekh Hasan Masyath.
Kelahiran dan rihlah ‘ilmiyyah
Nama lengkap Syekh Hasan Masyath adalah Syekh Hasan bin Muhammad bin Abbas bin Ali bin Abdul Wahid al-Masyath al-Makki. Beliau lahir di kota Makkah Mukarramah pada tanggal 3 Syawal 1317 H. Syekh Hasan berasal dari marga Al-Masyath, sebuah keluarga yang masyhur sebagai tempat menimba ilmu bagi para ulama besar Ahlussunnah wal Jama’ah di kota Makkah.
Sebelum mengembara menuntut ilmu di berbagai majelis para ulama, Syekh Hasan memulai perjalanan ilmiahnya dengan berguru langsung kepada ayahandanya sendiri, Sayyid Muhammad Masyath. Semangat dan perhatian orang tua beliau inilah yang mengantarkannya menjadi salah seorang ulama besar pada zamannya.
Syekh Hasan kemudian melanjutkan pencarian ilmunya ke Madrasah Shaulatiyyah pada tahun 1329 H/1911 M untuk mendalami ilmu agama serta berkhidmah kepada guru dan ulama setempat. Selama di sana, beliau fokus mempelajari berbagai macam ilmu, seperti fikih, hadits, ulumul hadits, tafsir, dan sebagainya.
Salah satu kelebihan Syekh Hasan saat belajar di sana adalah kemampuannya dalam menghafal semua matan yang dipelajari di luar kepala. Hal ini kemudian menjadikan para guru di Madrasah Shaulatiyyah mempercayainya sebagai asisten dan ditugaskan untuk mengajar murid-murid yang lain ketika ada guru yang bersangkutan sedang berhalangan.
Meski terhitung lama di Madrasah Shaulatiyyah, namun Syekh Hasan tak sedikit pun merasa puas. Sehingga akhirnya beliau melanjutkan pendidikannya ke negara Sudan pada tahun 1364 H/1945 M guna memenuhi panggilan Syekh Ali Mairgini. Di sana, Syekh Hasan belajar sembari mengambil sanad serta ijazah ilmu dari para ulama besar Sudan selama 5 bulan.
Merasa kurang puas belajar di Sudan, Syekh Hasan melanjutkan studinya ke Mesir. Di sana, beliau mengambil ilmu dari para ulama, di antaranya:
- Syekh Imam Zahid Al-Kautsari
- Syekh Salamah Al-Quda’i
- Syekh Muhammad Al-Khadr
- Syekh Musthafa Hamami
Setelah di Mesir, Syekh Hasan melanjutkan studinya ke Syam (Suriah) dan Lebanon. Saat di Suriah, beliau bertemu sekaligus bertabaruk dan mengambil sanad dari Syekh Abdul Aziz Uyun Assud (Mufti Hamas Suriah). Selain itu, beliau juga berguru kepada Syekh Shaleh Al-Farfur, Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah, dan para ulama besar Suriah lainnya.
Di Lebanon, beliau bertabaruk dan mengambil sanad kepada Syekh Muhammad Al-‘Arabi Al-Azuzi (Mufti agung Beirut). Setelah itu, beliau kembali lagi ke Mesir selama kurang lebih satu bulan, lalu pulang ke tanah kelahirannya, Mekkah, dengan membawa bekal keilmuan dari perjalanannya.
Guru Syekh Hasan Masyath
Seperti kebanyakan ulama lainnya, Syekh Hasan Masyath juga mempunyai banyak guru. Beliau meriwayatkan dan mengambil sanad dari para ulama besar di zamannya. Adapun sanad ‘ali (tinggi) beliau dapatkan dari beberapa ulama sepuh, seperti Syekh al-Bajuri dan Sayyid Ahmad Zaini Dahlan.
Sedangkan sanad nazil (rendah), beliau dapatkan dari ratusan ulama, dan 53 di antaranya disebutkan dalam kitabnya berjudul at-Tsabat al-Kabir & al-Irsyad bi Dzikri Ba’dhi ma li minal Ijazah wal Isnad.
Di antara para guru beliau:
- Sayyid Abdurrahman Ad-Dahhan
- Sayyid Abdul Hay Al-Kittani
- Sayyid Muhammad Hasyim Al-Fuuti
- Sayyid Hamdan Al-Wanisi
- Sayyid Jamal Al-Maliki
- Sayyid Ali Al-Mirghani
- Sayyid Al-Fatih Qaribullah
- Sayyid Muhammad Zahid Al-Kautsari
- Sayyid Salamah Al-Qudhai
- Sayyid Abdul Aziz ‘Uyun
- Syekh Abdul Fatah Abu Ghuddah
Murid Syekh Hasan Masyath
Beliau berjuluk Syaikhul ‘Ulama (gurunya para ulama). Beberapa murid ternama beliau adalah:
- Sayyid Muhammad Alawi Al-Maliki, ulama pakar hadis
- Maulana Syekh TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Majid, pendiri Nahdlatul Wathan
- Syekh Yasin bin Isa Al-Fadani, Musnidul ‘Ashri
Karya Syekh Hasan Masyath
Beliau dikenal sangat produktif. Karya-karya beliau antara lain:
- Al-Jawahir Ats-Tsaminah min Adillati ‘Alimil Madinah (Usul Fiqh Maliki, 1341 H)
- Inaratud Duja fi Maghazi Khairil Wara (Syarah Maghazi, 1360 H)
- Raful Astar ‘an Mahyal Mukhaddarattal’ah al-Anwar (Musthalahul Hadits, 1349 H)
- At-Taqrirat Ats-Tsaniyyah fi Syarhi Mandzumatil Baiquniyyah (1350 H)
- At-Tuhfat As-Saniyyah fi Ahwalil Warithah Arba’iniyyah (Faraidh, 1346 H)
- Is’afu Ahlil Iman bi Wadzaifi Syahri Ramadhan (1355 H)
- Is’afu Ahlil Islam bi Wadzaifil Haji ila Baitil Haram (1379 H)
- Al-Bahjatus Saniyyah fi Syarhil Kharidah (Tauhid, 1386 H)
- Al-Arba’una Haditsan fi Abwabin Syatta fit Targhib wat Tarhib (1397 H)
- Nasaihud Diniyyah wa Washaya Hammah (1398 H)
- Bugyatul Musytarsyidin fi Tarjimati Aimmatil Mujtahidin (1383 H)
- Al-Hudud Al-Bahiyyah fi Qawa’idil Manthiqiyyah
- Al-Irsyad Bi Dzikri Ba’dhi maa lii Minal Ijazati wal Isnad (1370 H)
- Al-Atsbat Al-Kabir (tambahan dari Irsyad)
- Ta’liqot Asy-Syarifah al Lubbil Usul
Wafatnya Syekh Hasan Masyath
Di akhir hayatnya, Syekh Hasan berkeinginan membangun masjid di samping rumahnya sebagai tempat ibadah dan belajar. Pada tahun 1367 H, masjid itu mulai digunakan.
Namun, beliau kemudian sakit dan dirawat di RS Ahmad Zahir. Diagnosa dokter menunjukkan adanya gangguan saraf otak. Akhirnya, pada Rabu, 7 Syawal 1399 H, beliau wafat dan dimakamkan di perkuburan Ma’la.
Wallahu a’lam.
Berita Terpopuler
- Wagub Lampung Jihan Nurlela Tinjau Pasar Murah Muslimat NU di Natar
- PPRQ Metro Gelar Harlah ke-24 Teguhkan Komitmen Santri
- Curanmor Teror Jati Agung: Enam Motor Hilang, CCTV Tak Efektif
- KH Bisri Syansuri (3-Habis): Bahtsul Masail Sampai Tua, Kewafatan, dan Kesaksian Tokoh
- Rohana Kudus, Jurnalis Bergelar Pahlawan Nasional, Pejuang Kesetaraan Perempuan