
Kelahiran dan Garis Keturunan
NU MEDIA JATI AGUNG, – Kisah ini bermula ketika seorang ibu hamil bernama Fathimah binti Muhammad bin Ahmad asy-Syarif bermimpi. Dalam mimpinya, malaikat berkata, “Berbahagialah, engkau akan melahirkan anak istimewa yang berbeda dengan yang lain.”
Pada tahun 596 H, seorang bayi laki-laki lahir di Kota Fes, Maroko, dari keluarga mulia. Bayi itu menjadi putra bungsu Syekh Ali bin Ibrahim al-Husaini, seorang ulama terkemuka.
Nasabnya tersambung hingga kepada Fathimah az-Zahrah binti Rasulullah SAW. Ia memiliki saudara bernama al-Hasan, Muhammad, Fathimah, Zainab, dan Ruqayyah. Leluhurnya, Syekh Muhammad al-Jawwad, meninggalkan Makkah karena Gubernur al-Hajjaj bin Yusuf menindas keturunan Rasulullah, lalu menetap di Fes, Maroko.
Perjalanan Menuju Makkah
Tahun 603 H, Syekh Ali bin Ibrahim bermimpi dan mendengar suara, “Wahai Ali, bangunlah. Pergilah bersama anak-anakmu ke kota Makkah. Di sana engkau akan menemukan rahasia serta kabar gembira.” Ia bersama keluarganya menempuh perjalanan panjang selama delapan tahun hingga tiba di Makkah. Di kota suci itu, Syekh Ahmad al-Badawi mempelajari tajwid, fikih Syafi’i, dan hadis. Ia juga menguasai keterampilan memanah, bermain pedang, dan berkuda. Karena keberanian serta kedermawanannya, masyarakat menjulukinya al-‘Attab (ahli berkuda) dan Abul Futyan (dermawan).
Memilih Jalan Tasawuf
Memasuki usia 31 tahun, ia harus kehilangan ayahnya tercinta. Kehilangan itu mendorongnya memilih jalan sufi dengan menyendiri di Gunung Abu Qubais, Makkah, sambil mengenakan kain penutup wajah. Kebiasaan tersebut membuatnya dikenal dengan julukan al-Badawi.
Setelah itu, ia berguru kepada Syekh Bari, yang merupakan murid Syekh Ahmad ar-Rifa’i. Suatu malam, ia bermimpi mendapatkan perintah untuk hijrah ke Irak guna mencari guru. Maka, pada 10 Muharram 634 H, ia berangkat bersama saudaranya, Syekh Hasan, memulai perjalanan spiritual tersebut.
Setibanya di Baghdad, ia menziarahi makam para wali, termasuk makam Syekh Ahmad ar-Rifa’i. Dalam sebuah mimpi, ia didatangi Syekh Abdul Qadir al-Jailani dan Syekh Ahmad ar-Rifa’i yang menawarkan kunci kewalian dari berbagai negeri. Dengan penuh kerendahan hati, Syekh Ahmad berkata, “Aku tak dapat mengambil kunci kewalian kecuali yang Allah kehendaki untukku.”
Menuju Kota Thanta
Setahun setelah kembali ke Makkah, ia kembali mendapat mimpi sebanyak tiga kali yang memerintahkannya pergi ke Kota Thanta, Mesir. Akhirnya, pada Ramadan 636 H, ia pun tiba di kota tersebut dan memilih menetap di loteng rumah Ibnu Syuhaith. Di tempat sunyi itu, ia menghabiskan waktu untuk beribadah, membaca Al-Qur’an, dan bertafakkur tanpa makan maupun minum dalam waktu lama. Sementara itu, muridnya, Syekh Abdul ‘Ali, kelak menjadi penerus yang mengembangkan tarekatnya. Adapun metode dakwah yang diterapkan tergolong unik, yakni menasihati dan mendoakan para tamu dari loteng tanpa pernah membuka penutup wajahnya.
Karomah dan Pengakuan Ulama
Suatu ketika, muridnya Syekh Abdul Majid meminta melihat wajah gurunya. Setelah dibuka, ia meninggal seketika karena tak kuasa menahan pancaran wajah sang syekh.
Mufti tertinggi Mesir, Syekh Ibnu Daqiq al-‘Ied, awalnya meragukan ilmunya. Setelah diuji, ia takjub atas kemampuannya dan menjadi pengikut setia. Syekh Ahmad berkata dengan syair:
“(Sungguh termasuk) orang-orang yang gila, tetapi rahasia kegilaannya sangat bernilai di ambang pintu rahmat Allah, akal manusia takluk di hadapannya.”
Wasiat dan Tarekat Ahmadiyyah
Menjelang wafat, ia mewasiatkan kepada Syekh Abdul ‘Ali untuk selalu jujur, menghindari perbuatan keji, menjaga pandangan, memaafkan, takut kepada Allah, dan melanggengkan zikir.
Ia wafat pada 675 H di Kota Thanta. Haulnya menjadi peringatan terbesar kedua di Mesir setelah haul Sayyidina Husain.
Kisah Haul dan Karomah
Syekh Abu Ghaith bin Katilah dari Mahallah Kubro pernah meremehkan haulnya. Saat menghadiri haul, duri menyangkut di tenggorokannya dan membuatnya menderita selama sembilan bulan. Dalam mimpi, seseorang memerintahkannya untuk meminta maaf kepada Syekh Ahmad. Setelah ia meminta maaf, duri itu keluar dan ia pun sembuh seketika.
Berita Terpopuler
- Wagub Lampung Jihan Nurlela Tinjau Pasar Murah Muslimat NU di Natar
- PPRQ Metro Gelar Harlah ke-24 Teguhkan Komitmen Santri
- Curanmor Teror Jati Agung: Enam Motor Hilang, CCTV Tak Efektif
- KH Bisri Syansuri (3-Habis): Bahtsul Masail Sampai Tua, Kewafatan, dan Kesaksian Tokoh
- Rohana Kudus, Jurnalis Bergelar Pahlawan Nasional, Pejuang Kesetaraan Perempuan