NU MEDIA JATI AGUNG

🗓️ 20, Agustus 2025   |   ✍️ Arif Riana

Rakor Kemenko Polkam Lampung Selatan di Aula Krakatau

Lampung Selatan, NU Media Jati Agung Rakor Kemenko Polkam Lampung Selatan digelar di Aula Krakatau, Kantor Bupati Lampung Selatan, Rabu (20/8/2025).

Dalam agenda strategis ini, Kemenko Polkam RI bersama Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan membahas pemindahan makam tentara Belanda di Pulau Sebuku.

Selain fokus pada aspek teknis, rakor ini juga menyoroti dimensi sejarah, diplomasi, dan potensi pengembangan wisata edukasi.

Kolonel Chk Bambang Sugiarto, Kepala Bidang Kerja Sama Bilateral Eropa Kemenko Polkam RI, memimpin jalannya rapat. Bupati Lampung Selatan, Radityo Egi Pratama, turut mendampingi.

Selain itu, jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), perwakilan instansi terkait, Pusdokkes Polri, dan Tim Disaster Victim Identification (DVI) juga hadir.

Kesiapan Tim Pusdokkes dalam Rakor Kemenko Polkam Lampung Selatan

Perwakilan Pusdokkes Polri, dr. Wahyu Hidayah, menjelaskan kesiapan tim dalam mendukung proses penggalian serta identifikasi kerangka melalui metode tes DNA. Selain itu, ia menyampaikan bahwa tim telah melakukan survei awal di lokasi makam.

“Lokasi makam cukup mudah dijangkau dari pantai, namun ada kendala teknis berupa karang yang menyulitkan pendaratan kapal. Dalam pelaksanaan nanti, kami membutuhkan fasilitas pendukung seperti meja pemeriksaan, tenda pelindung, serta peralatan identifikasi. Dukungan pemerintah daerah sangat kami harapkan,” jelasnya.

Peran Pusdokkes sebagai Tim Teknis

Ia menegaskan bahwa Pusdokkes berperan sebagai tim teknis. Adapun penyediaan sarana dan prasarana akan dikoordinasikan bersama Polres serta dinas terkait.

“Kami optimistis kegiatan ini dapat berjalan baik dan lancar,” katanya.

Pandangan Bupati tentang Rakor Kemenko Polkam Lampung Selatan 

Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama menegaskan bahwa kegiatan ini bernilai strategis. Selain itu, ia menilai bahwa pemindahan makam tentara Belanda bukan sekadar kegiatan teknis, melainkan juga sarat nilai sejarah.

“Ini sebuah kehormatan bagi Lampung Selatan. Pemindahan makam tentara Belanda bukan sekadar kegiatan teknis, namun juga sarat nilai sejarah. Bahkan bisa dikembangkan sebagai destinasi wisata sejarah dan edukasi, sejalan dengan program pembangunan Agro Eduwisata di daerah kami,” ujar Bupati Egi.

Potensi Wisata Sejarah dan Edukasi

Menurut Bupati, pemerintah daerah bisa mengembangkan kegiatan ini menjadi daya tarik wisata edukasi. Ia juga menambahkan bahwa Pemkab siap memberikan dukungan penuh agar program berjalan lancar.

“Sinergi ini diharapkan memberi manfaat historis, sosial, dan diplomatik bagi semua pihak,” tambahnya.

Dimensi Diplomatik dan Pembangunan

Rakor Kemenko Polkam di Lampung Selatan tidak hanya berfokus pada aspek teknis pemindahan makam. Selain itu, agenda ini juga memuat nilai diplomatik.

Pemerintah menilai pemindahan makam tentara Belanda sebagai bentuk penghormatan sejarah, sekaligus sebagai langkah penting untuk memperkuat hubungan bilateral Indonesia–Belanda.

Dukungan Pembangunan Berkelanjutan

Selain itu, kegiatan ini membuka peluang pembangunan berkelanjutan di Lampung Selatan. Agenda pemindahan makam melahirkan potensi wisata sejarah, lalu pemerintah daerah mengintegrasikannya dengan berbagai program.

Dengan begitu, Lampung Selatan tidak hanya menjaga sejarah, tetapi juga mengembangkan sektor pariwisata..

Kolaborasi Pusat dan Daerah

Rakor ini mencerminkan kolaborasi erat antara pemerintah pusat dan daerah. Selain itu, Pusdokkes Polri memberikan dukungan teknis dan dinas setempat mengoordinasikan pelaksanaan kegiatan sehingga hasilnya berjalan sukses.

Pemerintah pusat menilai agenda ini sebagai langkah penting untuk menjaga nilai sejarah. Di sisi lain, pemerintah daerah melihat peluang besar untuk mendorong pengembangan wilayah.

Oleh karena itu, sinergi tersebut membuka kesempatan bagi Lampung Selatan untuk tampil sebagai contoh daerah yang mampu menggabungkan nilai sejarah, diplomasi, serta pembangunan.

Lebih jauh lagi, Rakor ini menegaskan bahwa upaya pelestarian sejarah dapat berjalan seiring dengan visi pembangunan daerah.