NU Jati Agung

🗓️ Juli 12, 2025   |   ✍️ Ahmad Royani, S.H.I

LAMPUNG BARAT, NU MEDIA JATI AGUNG, – Peristiwa tragis mengguncang warga di Kabupaten Lampung Barat. Seorang petani kopi bernama Misni (63) ditemukan tewas mengenaskan setelah diduga diserang harimau di wilayah hutan sekitar Pekon Sukabumi, Kecamatan Batubrak.

Kejadian ini menambah daftar panjang konflik antara manusia dan satwa liar yang kerap terjadi di kawasan penyangga hutan. Tubuh korban ditemukan dalam keadaan tidak utuh pada Kamis malam (10/7/2025), sekitar pukul 19.30 WIB. Warga yang menemukan jasad tersebut langsung melaporkannya ke pihak kepolisian.

Dalam video yang beredar dan diterima redaksi detikSumbagsel, terlihat detik-detik dramatis saat warga melakukan evakuasi terhadap tubuh korban. Kondisi jenazah sangat mengenaskan, di mana kaki kanan korban sudah tidak utuh dan hanya tersisa bagian tulangnya saja.

“Benar, tadi malam Polres Lampung Barat mendapatkan laporan dari masyarakat terkait adanya seorang warga yang ditemukan meninggal dunia diduga diserang harimau,”
ujar Kabid Humas Polda Lampung, Kombes Yuni Iswandari, Jumat (11/7/2025).

Yuni menjelaskan bahwa serangan tersebut kemungkinan terjadi saat korban tengah beraktivitas di kebun kopi miliknya yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung. Pihak keluarga korban menolak dilakukan autopsi, dan menyatakan akan segera memakamkan korban hari ini juga, sebagai bentuk penghormatan terakhir.

 “Untuk tubuhnya memang sudah tidak utuh, ada beberapa bagian tubuh yang hilang, di antaranya kaki kanan, kemudian ada luka gigitan di belakang kepala, tepatnya di leher, serta beberapa anggota tubuh lainnya,”
jelas Kombes Yuni.

Peristiwa ini memicu kekhawatiran warga sekitar, terutama para petani yang sehari-harinya harus masuk ke kawasan hutan untuk mencari nafkah. Banyak pihak mendesak agar otoritas terkait, seperti BKSDA dan Pemkab Lampung Barat, segera mengambil langkah cepat untuk melakukan patroli satwa dan memasang sistem peringatan dini untuk mendeteksi pergerakan harimau di wilayah rawan konflik.

Sementara itu, masyarakat di Pekon Sukabumi kini dicekam rasa takut, dan sebagian besar memilih untuk tidak beraktivitas ke kebun dalam beberapa hari ke depan.