NU MEDIA JATI AGUNG

NU MEDIA JATI AGUNG
Logo NU Jatiagung

NU Jatiagung - Situs Resmi

Gempuran Baru Israel, Pengungsian Massal Gaza Kembali Terjadi

pengungsian massal Gaza

Pengungsian massal kembali terjadi di Gaza setelah gempuran Israel menghantam wilayah tengah. Warga yang kelelahan terpaksa meninggalkan rumah mereka. Gelombang pengungsian makin meluas karena pasukan Israel memerintahkan penduduk Kota Gaza bergerak ke selatan.

Warga Gaza Terpaksa Mengungsi Lagi

NU Media Jati Agung– Warga Palestina yang sebelumnya mengungsi dari Gaza utara akibat operasi militer Israel, kembali bergerak ke selatan. Perintah resmi Israel memaksa mereka meninggalkan Kota Gaza dan menuju wilayah tengah Jalur Gaza pada Selasa, 16 September 2025.

Selain itu, kelelahan semakin terasa karena mereka harus mengungsi berulang kali sejak serangan dimulai. Dengan demikian, kondisi kemanusiaan di wilayah konflik itu semakin memburuk dari hari ke hari.

Dukungan Amerika untuk Israel

Israel semakin gencar membombardir Gaza pada hari yang sama ketika Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Marco Rubio tiba di Yerusalem. Ia bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Dalam pertemuan itu, Rubio menyatakan dukungan penuh terhadap Israel. Keduanya menyebut operasi militer sebagai “usaha membasmi Hamas”. Dukungan terbuka Amerika Serikat tersebut menambah legitimasi bagi Israel untuk melanjutkan gempuran di Jalur Gaza.

Klaim Israel Soal Perlindungan Sipil

Israel menyatakan bahwa mereka mengambil langkah-langkah untuk menghindari serangan terhadap warga sipil. Israel juga menegaskan bahwa mereka berusaha melenyapkan militan Hamas.

Selain itu, Israel menyebut operasi militer bertujuan membebaskan para sandera yang masih ditahan kelompok tersebut. Sejak serangan balasan dimulai, Israel berulang kali menekankan bahwa target utama mereka hanya Hamas, bukan warga sipil.

Suara Warga Gaza

Warga setempat memberikan kesaksian terkait dampak bombardir yang semakin brutal. Mereka mengatakan bahwa pemboman kota meningkat secara dramatis dalam dua hari terakhir.

“Ledakan semakin dahsyat, menghancurkan puluhan rumah. Kapal-kapal angkatan laut bergabung dengan tank dan pesawat dalam pemboman di pesisir,” ujar salah seorang warga.

Kesaksian itu menggambarkan kondisi darurat yang terus berlangsung. Dengan demikian, penderitaan masyarakat Gaza kian nyata di tengah situasi yang kian memburuk.

Korban Jiwa Terus Bertambah

Serangan Israel terhadap Hamas berlangsung hampir dua tahun. Menurut otoritas setempat, serangan itu telah menewaskan lebih dari 64.000 orang di Gaza.

Angka korban yang sangat besar itu menunjukkan betapa berat beban kemanusiaan di wilayah tersebut. Selanjutnya, situasi tragis ini berawal dari serangan Hamas pada Oktober 2023.

Pada saat itu, kelompok militan tersebut menyerang Israel selatan. Serangan itu menewaskan 1.200 orang dan menyandera 251 lainnya, menurut data Israel. Oleh karena itu, Israel mengklaim operasi militer saat ini sebagai balasan yang sah.

Krisis Kemanusiaan yang Tak Berujung

Pada akhirnya, krisis Gaza terus menempatkan warga sipil sebagai korban utama. Gelombang pengungsian massal berulang kali terjadi. Sementara itu, kondisi tempat penampungan makin penuh dan kekurangan pasokan.

Dengan demikian, beban kemanusiaan semakin berat di wilayah yang terkepung tersebut. Di sisi lain, komunitas internasional masih belum menemukan solusi konkret untuk menghentikan pertumpahan darah. (ARIF)