NU MEDIA JATI AGUNG

MWCNU JATI AGUNG
NU MEDIA JATI AGUNG
Edisi
Advetorial
Opini
Donasi
🗓️ 29, Agustus 2025   |   ✍️ Arif Riana

Pejabat RI Tak Korupsi hingga Susah Bayar Listrik

Lampung, NU Media Jati Agung– Pejabat RI tak korupsi menjadi teladan kuat dari Mohammad Hatta. Proklamator sekaligus Wakil Presiden pertama RI itu hidup sederhana, menolak menyalahgunakan uang negara, dan tetap konsisten menjaga integritas meski sering kesulitan membayar listrik serta membeli kebutuhan pribadi.

Integritas Mohammad Hatta

Sikap Anti-Korupsi Sejak Menjabat

Kasus korupsi yang menjerat pejabat Indonesia sering terjadi akibat dorongan gaya hidup mewah. Fenomena ini sangat berbeda dengan pilihan hidup Mohammad Hatta.

Selama menjabat sebagai Wapres 1945–1956, ia memiliki peluang menggunakan fasilitas negara. Namun Hatta memilih menjaga jarak dari praktik itu.

Sejarawan Anhar Gonggong menuturkan praktik korupsi sudah berlangsung sejak dulu, tetapi hanya dilakukan segelintir orang.

“Bahwa sebenarnya korupsi yang dilakukan oleh orang-orang tertentu itu lebih banyak dilakukan oleh first only. Karena apa, partai kita kala itu masih dipimpin oleh orang-orang yang punya nilai moral tertentu dalam arti kata terdidik atau tercerahkan, seperti Sjahrir, Natsir dan sebagainya,” ungkap Anhar Gonggong dalam Podcast Akbar Faisal, Kamis (27/8/2025).

Kisah Sepatu Bally yang Tak Terbeli

Pada 1950-an, Hatta melihat iklan sepatu Bally yang menarik perhatiannya. Namun harga sepatu itu terlalu tinggi.

Jika ia membeli, keluarganya bisa kehilangan uang untuk makan. Saat itu, Hatta sudah tidak lagi menjabat Wapres dan hanya menerima pensiun Rp1.000, jumlah yang pas untuk kebutuhan pokok istri serta anak-anaknya.

Hatta akhirnya mengurungkan niat. Ia hanya menggunting iklan sepatu tersebut dan menyimpannya di buku harian sambil berandai bisa membelinya suatu hari.

Kesulitan Hidup Sehari-hari

Tagihan Listrik dan Ide Putrinya

Hatta sering kesulitan membayar listrik, air, dan telepon. Meski begitu, ia tidak pernah mengeluh. Putrinya, Rahmi, bahkan sempat ingin menyiapkan kotak uang agar tamu bisa mengisinya.

Namun Hatta langsung menolak ide itu. Baginya, langkah tersebut sama saja dengan meminta-minta.

Bantuan Ali Sadikin dan Pemerintah

Melihat situasi Hatta, Gubernur DKI Ali Sadikin merasa iba. Ia kemudian menanggung seluruh tagihan listrik dan air keluarga Hatta.

Walaupun begitu, kondisi keuangan Hatta tetap sulit. Saat ia sakit dan harus berobat ke Belanda, Sekretariat Negara menanggung biaya perjalanan serta perawatan.

Walaupun berhak menerima, Hatta tidak merasa nyaman. Ia lalu memakai tabungan pribadi untuk mengembalikan seluruh biaya kepada negara. Pemerintah menolak, tetapi Hatta tetap bersikeras melunasinya.

Prinsip Hidup Sederhana Hingga Wafat

Hatta memegang teguh prinsip hidup sederhana dan sikap anti-korupsi hingga wafat pada 1980. Ia tidak pernah membeli sepatu Bally yang ia idamkan dan terus menjaga integritas. Kisah ini menegaskan bahwa pejabat RI tak korupsi bisa tetap hidup bermartabat meski sederhana.

pejabat RI, mohammad hatta, anti korupsi, sejarah indonesia, kesederhanaan, integritas pejabat, gaya hidup sederhana.