NU MEDIA JATI AGUNG

🗓️ 1, Mei 2025   |   ✍️ Editor

NU MEDIA JATI AGUNG LAMPUNG SELATAN, — Nahdlatul Ulama (NU), sebagai organisasi Islam terbesar di dunia, tidak hanya berperan dalam pembinaan umat, tetapi juga aktif dalam menjaga nilai-nilai keadilan sosial dan moralitas publik sebagai Kontrol Sosial di berbagai tingkatan—dari desa hingga kancah internasional.

Dalam Anggaran Dasar NU Pasal 5, ditegaskan bahwa NU bertujuan “menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah wal Jama’ah serta mewujudkan tatanan masyarakat yang adil dan makmur yang diridhai Allah SWT dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Peran NU tidak hanya bersifat lokal, tetapi juga transnasional, terutama dalam menyuarakan Islam moderat dan perdamaian dunia.

Hal ini diperkuat oleh Peraturan Perkumpulan NU (Perkum NU) Nomor 1 Tahun 2022 yang menyebutkan bahwa NU berfungsi sebagai penggerak transformasi sosial dan kontrol sosial atas kebijakan yang tidak adil. Dengan jaringan organisasi hingga ranting dan pengurus cabang istimewa (PCI) di berbagai negara, NU menjadi kekuatan sosial dan moral yang tidak terbatas oleh wilayah administratif semata.

Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menegaskan bahwa NU adalah entitas sosial-politik terbesar di dunia. “Tidak ada entitas sosial-politik yang lebih besar dari Nahdlatul Ulama,” ujarnya dalam sebuah acara di Institut Agama Islam Cipasung (IAIC) pada Maret 2022. Ia menekankan bahwa NU memegang dua mandat besar, yakni mandat peradaban dan mandat sejarah, yang harus dijalankan dengan konsolidasi dan kerja nyata di semua tingkatan organisasi.

Salah satu bentuk nyata dari kontrol sosial NU adalah melalui media digitalnya. Media NU, baik nasional seperti NU Online, NU Jatim Online, maupun daerah seperti MWCNU dan PCNU di berbagai wilayah, kian aktif menyuarakan isu-isu sosial, termasuk penyimpangan penggunaan anggaran dana desa.

Berita-berita tentang korupsi di desa, buruknya transparansi anggaran, hingga ketimpangan pelayanan publik kerap menjadi sorotan utama media NU. Hal ini menunjukkan bahwa NU tidak hanya fokus pada kegiatan keagamaan, tetapi juga berdiri membela kepentingan rakyat, menyuarakan keadilan, dan mendidik masyarakat agar aktif mengawasi jalannya pemerintahan.

Gus Yahya juga menekankan bahwa NU harus menjalankan fungsinya sebagai organisasi keagamaan dan kemasyarakatan (jam’iyyah diniyyah-ijtima’iyyah), serta tidak terlibat dalam politik praktis. “NU memiliki nilai dasar untuk mengabdi, melayani, berbakti pada masyarakat. NU lahir karena didorong oleh keinginan untuk berupaya menghadirkan maslahat bagi masyarakat, bagi rakyat,” katanya dalam acara Refleksi Awal Tahun 2025 PBNU di Jakarta.

Dengan jangkauan yang luas, media NU kini tidak lagi sekadar corong internal organisasi, melainkan menjadi media kontrol sosial, dakwah digital, dan agen perubahan sosial yang menjangkau umat hingga ke penjuru dunia.