Pengajian Muslimat NU di Fajar Baru
Lampung Selatan, NU Media Jati Agung — Muslimat NU Kecamatan Jati Agung sukses menggelar Pengajian Triwulan sekaligus memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriah pada Ahad (14/9/2025).
Sejak awal, panitia mengangkat tema “Mewujudkan Kader Muslimat NU Sebagai Garda Terdepan Dalam Dakwah yang Humanis Berlandaskan Aqidah Ahlussunah Wal Jama’ah.” Oleh karena itu, suasana religius sudah terasa sejak pagi. Bahkan, ribuan jamaah dari berbagai desa segera memadati Lapangan Masjid Al Bayyinah Dusun 1 Desa Fajar Baru. Selain hadir dengan penuh antusias, mereka juga mengikuti pengajian, bershalawat, serta memperkuat ukhuwah.
Sementara itu, tokoh yang hadir antara lain Mustasyar MWCNU Jati Agung Abah Yai Nurcholis Ahmad, Rois Syuriah Kyai Masduki, Ketua Tanfidziyah Kyai Ansori, jajaran PAC Muslimat NU se-Kecamatan Jati Agung, Kepala Desa Fajar Baru M. Agus Budiantoro, serta penceramah Gus Muhammad Masruri Yasin, S.S., Pengasuh Majelis Ngaso Mantab Kalirejo Lampung Tengah. Dengan demikian, acara semakin meriah karena kehadiran para tokoh tersebut.
Semangat Kepengurusan Muslimat NU
Pesan Bu Nyai Siti Munawaroh
Dalam sambutan penuh kehangatan, Ketua PAC Muslimat NU Jati Agung Bu Nyai Siti Munawaroh memaparkan perkembangan kepengurusan Muslimat NU. Pertama-tama, ia menyampaikan rasa syukur karena pengajian Triwulan kali ini jatuh di Desa Fajar Baru. Selanjutnya, ia menegaskan bahwa meskipun lokasinya berada di ujung kecamatan, para ibu tetap menunjukkan semangat luar biasa.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dari 21 desa di Kecamatan Jati Agung, kepengurusan Muslimat NU sudah terbentuk di 18 desa. Oleh sebab itu, hanya tiga desa lagi yang perlu membentuk pengurus. Dengan kata lain, hampir seluruh desa sudah memiliki struktur organisasi Muslimat NU.
Selain itu, Bu Nyai juga mengajak seluruh pengurus dan masyarakat bersatu membesarkan Muslimat NU di Jati Agung. Karena itu, ia memohon dukungan para ibu, kepala desa, serta para kiai. Akhirnya, ia menegaskan tekad agar Muslimat NU Jati Agung dapat berkembang menyeluruh.
Yel-Yel Kebersamaan
Menutup sambutannya, Bu Nyai mengajak jamaah meneguhkan semangat lewat yel-yel Muslimat NU. Oleh karena itu, suasana langsung pecah penuh gegap gempita. Dengan tangan mengepal, Bu Nyai menekankan semangat perjuangan yang harus terus berkobar.

Ia pun menyerukan, “Masih semangat, Bu? Tangannya digenggam dulu! Muslimat itu harus semangat. Ada badai maupun fitnahan, tetap semangat, tidak usah dihiraukan.” Selanjutnya, ketika Bu Nyai bertanya, “Siapa kita?” serentak jamaah menjawab penuh keyakinan, “NU!”
Apresiasi Kepala Desa
Kepala Desa Fajar Baru, M. Agus Budiantoro, juga menyampaikan rasa syukur sekaligus terima kasih. Terlebih lagi, ia merasa bangga karena PAC Muslimat NU Kecamatan Jati Agung menunjuk desanya sebagai tuan rumah Pengajian Triwulan.

Selain itu, Agus mengapresiasi panitia yang bekerja keras sehingga acara berlangsung meriah. Bahkan, ia memuji ibu-ibu yang menggalang dana dengan penuh semangat. Karena itu, ia mendoakan semoga Allah membalas segala jerih payah panitia dengan keberkahan, anak-anak tumbuh menjadi sholeh dan sholehah, serta semua yang hadir mendapat rezeki berlimpah.
Namun demikian, dengan rendah hati, ia memohon maaf karena pihak desa hanya mampu memberikan dukungan terbatas. Oleh sebab itu, ia berharap masyarakat memahami keterbatasan yang ada.
Pesan Dakwah Gus Masruri
Pengajian pun berlangsung khidmat. Dalam tausiyahnya, Gus Muhammad Masruri Yasin, S.S. mengajak jamaah memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Lebih jauh, ia menekankan bahwa setiap muslim sebaiknya bershalawat minimal seribu kali sehari. Dengan demikian, cinta kepada Nabi akan semakin kuat.

Selain itu, Gus Masruri mengutip salah satu kitab karya Imam Al-Ghazali. Ia menuturkan bahwa makhluk kecil ciptaan Allah bernama tengu senantiasa bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW tidak kurang dari seribu kali setiap hari. Akibatnya, hal itu menunjukkan betapa besar kecintaan Allah kepada Nabi Muhammad SAW.
Kemudian, ia mengingatkan jamaah dengan Hadits Qudsi, “Laulaka, Laulaka Yaa Muhammad ma Kholaqtul Aflaq.” Artinya, kalau bukan karena Nabi Muhammad, Allah tidak akan menciptakan alam semesta.
Akhirnya, panitia menutup acara dengan Mahallul Qiyam dan doa bersama. Dengan penuh harap, jamaah serta pengurus Muslimat NU Jati Agung menegaskan tekad untuk terus berkhidmat dalam dakwah yang humanis, penuh cinta, dan kebersamaan. (ARF)