NU MEDIA JATI AGUNG

NU MEDIA JATI AGUNG
Logo NU Jatiagung

NU Jatiagung - Situs Resmi

Mengenal Mustahal Achmad, Tokoh Pendiri IPNU

Mustahal Achmad pendiri IPNU

Pada 24 Februari 1954, NU menggelar Konferensi Besar I Lembaga Pendidikan Ma’arif di Semarang untuk merealisasikan gagasan pembentukan organisasi pelajar NU tingkat nasional. Pertemuan itu menghadirkan perwakilan dari Yogyakarta, Semarang, dan Surakarta. Dari momen inilah lahir Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dengan salah satu tokoh pentingnya, H. Mustahal Achmad.

Koreksi Nama dalam Sejarah IPNU

NU MEDIA JATI AGUNG, – Sejumlah buku sejarah IPNU, termasuk KH Moh Tolchah Mansoer: Biografi Profesor NU yang Terlupakan (2009), menuliskan nama Mustahal sebagai Musthafa. Banyak artikel kemudian mengutip kesalahan itu secara berulang. Oleh karena itu, penulis menegaskan bahwa tokoh pendiri IPNU tersebut bernama Mustahal Achmad, bukan Musthafa.

Putra Kiai Masyhud Surakarta

Mustahal Achmad lahir pada 8 Januari 1935 di Solo. Ia merupakan putra Kiai Masyhud, ulama besar dan ahli ilmu nahwu yang masyhur di Soloraya dan Jawa Timur. Pada masa itu, para santri merasa belum lengkap mengkhatamkan Alfiyah sebelum sowan dan ditashih langsung oleh Kiai Masyhud. Dengan demikian, Kiai Masyhud tidak hanya dikenal luas, tetapi juga mewariskan semangat perjuangan kepada anak cucunya, termasuk Mustahal.

Peran Awal di IPNU

Mustahal memimpin IPNU Surakarta periode pertama sekaligus bergabung dalam kepengurusan PP IPNU (1954–1955) di bawah kepemimpinan Tolchah Mansoer. Catatan sejarah menuliskan namanya sebagai Mustahal A.M. Kemudian, pada masa kepemimpinannya, Surakarta menjadi tuan rumah Konferensi Panca Daerah (Segi Lima) pada 30 April–1 Mei 1954 yang mempertemukan perwakilan dari Yogyakarta, Solo, Semarang, Jombang, dan Kediri.

Aktif di Organisasi dan Politik

Selain di IPNU, Mustahal memimpin PMII Surakarta (1960–1962), menjabat Ketua GP Ansor Surakarta (1958–1964), dan menjadi Wakil Ketua PCNU Surakarta (1964–1967). Tidak hanya itu, dalam bidang politik, ia berhasil terpilih sebagai anggota DPRD Jawa Tengah melalui Partai NU pada Pemilu 1971 dan melalui PPP pada Pemilu 1977. Dengan demikian, kiprahnya mencakup ranah organisasi dan politik sekaligus.

Kehidupan Pribadi dan Wafat

Mustahal menunjukkan kecintaannya pada NU dengan memberi nama anak-anaknya menggunakan inisial “NU”: Ni’matun Ulfa, Niswatul Umah, Najmatul Usrah, Nasirul Umam, Naimul Unsi, dan Nasikhul Ukhwan. Akhirnya, Mustahal menghembuskan napas terakhir pada 1 Juli 1994 dalam usia 59 tahun. Keluarga kemudian memakamkannya di Makam Pulo, Laweyan, Surakarta, berdekatan dengan sang kakak, Hj Mahmudah Mawardi, Ketua PP Muslimat NU (1950–1979).