NU MEDIA JATI AGUNG

NU MEDIA JATI AGUNG
Logo NU Jatiagung

NU Jatiagung - Situs Resmi

Meneladani KH. M. Nurhadi: Pemimpin NU Tubaba yang Rendah Hati

KH. M. Nurhadi NU Tubaba menjadi sosok pemimpin yang patut diteladani. Beliau tampil sederhana, taat organisasi, dekat dengan pesantren, serta konsisten menggerakkan kegiatan sosial dan spiritual bagi warga Nahdlatul Ulama di Tulang Bawang Barat. Karena itu sosoknya layak dipandang sebagai teladan kepemimpinan di NU Tubaba.

Profil Singkat KH. M. Nurhadi

Tubaba, NU Media Jati Agung– Nahdlatul Ulama di Tulang Bawang Barat memiliki figur pemimpin berpengaruh, yaitu KH. M. Nurhadi, S.Pd.I. Ia pertama kali memimpin PCNU Tubaba periode 2019–2023 melalui Konferensi Cabang (Konfercab) ke-III pada 26 Januari 2019 di Ponpes Darul Hidayah Al-Anshori. Dari sinilah awal perjalanan kepemimpinannya di NU Tubaba dimulai.

Pada periode berikutnya, kepercayaan itu kembali terulang. Tepat pada 15 Agustus 2024, KH. Nurhadi resmi dikukuhkan sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Tubaba periode 2024–2029. Dukungan itu membuktikan besarnya kepercayaan kader NU terhadap kepemimpinannya. Dengan mandat tersebut, kiprahnya semakin menegaskan peran penting dalam menjaga arah organisasi.

Fakta Menarik dari KH. Nurhadi

Konsisten Menjalin Hubungan dengan Pesantren

KH. Nurhadi aktif menjaga komunikasi dengan pesantren. Beliau menilai setiap peristiwa di pesantren sebagai ujian, bukan kelemahan. Sikap ini membuat pesantren tetap mendapat kepercayaan sebagai pusat pendidikan Islam.

Taat pada Struktur Organisasi NU

Dalam satu keputusan PBNU terkait penundaan hak suara MWC, KH. Nurhadi menegaskan sikap sam’an wa tho’atan. NU Tubaba tetap taat keputusan pusat tanpa menimbulkan konflik.

Menjaga Persatuan Warga NU

Sementara itu, saat pengukuhan periode keduanya pada 2024, KH. Nurhadi menekankan pentingnya kerukunan. Pihaknya menyerukan agar NU Tubaba tetap bersatu dan menghindari perpecahan.

Penggerak Kegiatan Spiritual Besar

Lebih jauh, Di bawah kepemimpinannya, NU Tubaba telah menggelar Khotmil Qur’an massal di 500 titik dengan melibatkan lebih dari 5.000 warga NU. Acara yang digelar untuk memperingati HUT RI ke-80 ini memperkuat spiritualitas sekaligus persatuan umat.

Integrasi Nilai Islam dan Nasionalisme

Dalam khotmil Qur’an tersebut, KH. Nurhadi menegaskan makna kemerdekaan harus dipahami secara Qur’ani. Menurutnya, kemerdekaan iman, hati, dan keyakinan harus berjalan seiring dengan semangat kebangsaan.

Santri Seumur Hidup

Media lokal sering menyebut KH. Nurhadi sebagai “santri selamanya”. Julukan itu mencerminkan kerendahan hati dan komitmennya menimba ilmu agama sepanjang hayat.

Nilai-Nilai Teladan KH. Nurhadi

Perjalanan kepemimpinan KH. M. Nurhadi NU Tubaba menghadirkan sejumlah nilai penting yang bisa diteladani.

Kerendahan hati dan loyalitas organisasi. Beliau tetap taat keputusan PBNU tanpa menimbulkan perpecahan.

Komunikatif dengan pesantren. KH. Nurhadi menjalin hubungan erat dengan pusat pendidikan Islam.

Kepedulian sosial dan spiritual. Ia menggerakkan ribuan warga NU dalam kegiatan Qur’an massal.

Konsistensi kepemimpinan. Dua kali terpilih menunjukkan kepercayaan tinggi dari kader NU.

Integrasi nilai Islam dan nasionalisme. Ia menyatukan keimanan dengan semangat kebangsaan.

Meneladani Sikap KH. Nurhadi

KH. M. Nurhadi membuktikan bahwa kepemimpinan di NU bukan sekadar jabatan. Lebih dari itu, kepemimpinan berarti menghidupkan nilai Islam, menjaga ukhuwah, dan menghadirkan manfaat nyata bagi masyarakat.

Meneladani beliau berarti belajar untuk:

Loyal kepada organisasi.

Peduli terhadap pesantren sebagai basis pendidikan Islam.

Aktif menggerakkan kegiatan keagamaan.

Menyatukan iman dan nasionalisme dalam kehidupan sehari-hari.

Inspirasi untuk NU Tubaba

KH. M. Nurhadi NU Tubaba menunjukkan bahwa pemimpin bisa hadir sederhana sekaligus visioner. Beliau mampu menjaga persatuan warga NU, mendorong kegiatan spiritual berskala besar, dan tetap rendah hati.

Warga NU Tubaba kini menempatkan KH. Nurhadi sebagai teladan. Sosoknya memberi inspirasi untuk membangun organisasi keagamaan yang rukun, mandiri, serta bermanfaat bagi bangsa.

Penulis : Wawan Hidayat