NU MEDIA JATI AGUNG

🗓️ 25, Agustus 2025   |   ✍️ Prin Orba

Lima Rumah Terendam Banjir

WAY KANAN, NU MEDIA JATI AGUNG, – Pada Minggu (24/8/2025) pagi, banjir di Way Kanan merendam lima rumah warga di sekitar Jembatan Rantau Jangkung. Hal ini terjadi karena luapan Sungai Way Giham melampaui kapasitas aliran normal.

Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Way Kanan langsung menerima laporan masyarakat. Kemudian, Kepala Pelaksana BPBD bersama Tim Reaksi Cepat segera turun ke lokasi untuk meninjau kondisi banjir.

Selanjutnya, Kepala BPBD Way Kanan, Sufrianto, menegaskan banjir mulai masuk ke pemukiman sekitar pukul 05.00 WIB. Menurutnya, kawasan Jembatan Rantau Jangkung belum pernah mengalami banjir sebelumnya.

Warga Mengungsi ke Tempat Aman

Akibatnya, air yang terus menggenangi pemukiman memaksa warga meninggalkan rumah. Hingga siang hari, lima keluarga mengungsi sementara waktu.

Dalam penjelasannya, Sufrianto menyebut rumah yang terendam milik Tarmizi, Darmadi, Herman, Siti, dan Soleh. Selain itu, ia menambahkan banjir yang belum surut hingga Minggu siang membuat warga terpaksa meninggalkan rumah.

Di sisi lain, kondisi banjir merusak sebagian perabotan. Namun demikian, warga masih berhasil menyelamatkan barang-barang penting seperti dokumen, pakaian, dan makanan pokok.

Sungai Lain Juga Naik Debitnya

Tidak hanya itu, Sungai Way Tahmi dan Way Besai juga mengalami kenaikan permukaan air cukup signifikan.

Oleh karena itu, BPBD menilai kenaikan debit di beberapa sungai sekaligus berpotensi menimbulkan banjir lebih luas. Sejalan dengan itu, Sufrianto meminta masyarakat di wilayah hilir sungai, seperti Kecamatan Negeri Agung, Pakuan Ratu, Negeri Besar, dan Negara Batin, tetap siaga mengantisipasi banjir.

BPBD Siagakan Tim Reaksi Cepat

Untuk mengantisipasi keadaan darurat, BPBD menegaskan kesiapan Tim Reaksi Cepat. Selanjutnya, petugas siaga di lapangan guna memantau perkembangan banjir dan memastikan sistem peringatan dini berjalan optimal.

Di samping itu, lembaga ini juga berkoordinasi dengan aparat kampung setempat untuk memperkuat sistem informasi. Bahkan, Sufrianto mengimbau warga segera melapor jika melihat tanda-tanda kenaikan air lebih tinggi.

Dalam keterangannya, ia menegaskan, “Tim Reaksi Cepat akan terus siaga memantau kondisi banjir, sekaligus berkoordinasi dengan aparat kampung setempat untuk mengoptimalkan sistem peringatan dini dan mengantisipasi bencana.”

Latar Belakang dan Dampak Banjir Way Kanan

Sebenarnya, peristiwa banjir Way Kanan menarik perhatian karena wilayah tersebut jarang mengalami banjir besar. Pada kondisi normal, Sungai Way Giham mampu menampung aliran air saat musim hujan, tetapi kali ini, intensitas hujan tinggi sejak malam sebelumnya membuat debit air meningkat cepat.

Selain faktor itu, kondisi geografis Way Kanan yang memiliki banyak aliran sungai besar juga memperbesar risiko banjir jika hujan turun serentak. Akibatnya, pemukiman di dataran rendah paling rentan terendam.

Untuk mencegah hal serupa, pemerintah daerah kini mendorong mitigasi jangka panjang melalui normalisasi aliran sungai, pembangunan tanggul, dan peningkatan sistem drainase.

Kesiapan Masyarakat Menghadapi Bencana

Oleh sebab itu, masyarakat Way Kanan harus lebih aktif dalam kesiapsiagaan bencana. Misalnya, edukasi tentang cara evakuasi mandiri, penyimpanan logistik darurat, dan jalur evakuasi perlu diperkuat di setiap kampung.

Di sisi lain, warga yang tinggal dekat sungai sebaiknya menyiapkan tas siaga bencana berisi dokumen penting, makanan, dan pakaian. Dengan begitu, evakuasi bisa berlangsung lebih cepat saat banjir datang tiba-tiba.

Selain itu, pemerintah mengimbau masyarakat tidak membuang sampah ke sungai karena sampah yang menumpuk bisa menyumbat aliran air dan memperparah banjir.

Penutup: Ancaman Banjir Perlu Diwaspadai

Secara keseluruhan, banjir Way Kanan yang merendam lima rumah warga menjadi peringatan serius bagi pemerintah dan masyarakat. Faktanya, kejadian pertama di sekitar Jembatan Rantau Jangkung ini menunjukkan bahwa ancaman bencana bisa muncul kapan saja.

Akhirnya, langkah antisipasi, kesadaran masyarakat, dan kesiapan pemerintah daerah menjadi kunci untuk meminimalkan dampak banjir. Dengan sinergi tersebut, Way Kanan diharapkan lebih tangguh menghadapi bencana alam di masa depan.