NU MEDIA JATI AGUNG

NU MEDIA JATI AGUNG
Logo NU Jatiagung

NU Jatiagung - Situs Resmi

KH Ahsin Syifa Aqiel Siroj, Kiai Kharismatik Humoris

KH Ahsin Syifa Aqiel Siroj

KH Ahsin Syifa Aqiel Siroj atau Kang Ahsin merupakan kiai kharismatik yang humoris, alim, dan dekat dengan santri. Sejak kecil, ia tumbuh di lingkungan pesantren dan mewarisi akhlak mulia dari ayahandanya, KH Aqiel Siroj. Kehidupan, perjalanan ilmu, dan pesan-pesan Kang Ahsin hingga akhir hayatnya memberikan teladan berharga bagi umat.

Lahir dan Latar Belakang Keluarga

NU MEDIA JATI AGUNG, – KH Ahsin Syifa Aqiel Siroj lahir pada 24 Juni 1960 dari pasangan KH Aqiel Siroj dan Nyai Hj Afifah Harun. Kehadirannya membawa kebahagiaan besar bagi keluarga ulama tersebut. Sejak awal, keluarganya menyiapkan Kang Ahsin untuk melanjutkan perjuangan ayahandanya dalam mengembangkan pesantren KHAS Kempek.

Didikan Ayahanda dan Kecerdasan Kang Ahsin

Sejak kecil, Kang Ahsin menunjukkan kecerdasan dan ketekunan. Ia belajar langsung dari ayahandanya tanpa menempuh sekolah formal. Karena ketajaman ilmunya, saudara-saudaranya sering meminta pendapatnya dalam persoalan kitab kuning. Kepribadiannya yang tawadhu dan istiqamah membuat banyak orang menghormatinya.

Ketelatenan dan Kebersamaan dengan Santri

Kang Ahsin selalu menekankan pentingnya kebersamaan. Ia sering menegur santri atau khodim yang bekerja sendirian, karena menurutnya kerja bersama akan lebih cepat selesai sekaligus menjaga keharmonisan. Dengan penuh kasih sayang, ia membimbing santrinya agar telaten, disiplin, dan berakhlak mulia.

Sosok Humoris yang Dekat dengan Santri

Selain alim, Kang Ahsin juga dikenal humoris dan akrab dengan santri. Ia sering mengajak mereka berbincang atau makan bersama. Dari obrolan ringan, ia menyelipkan nasihat bijak dengan cara sederhana dan mudah dipahami. Kedekatannya membuat santri merasa dihargai sekaligus dididik dengan penuh kehangatan.

Pesan Terakhir untuk Santri dan Khodim

Kang Ahsin selalu menekankan keseimbangan antara mengaji dan mengabdi. Ia berpesan agar santri tidak hanya rajin mengaji tetapi malas mengabdi, atau sebaliknya. Wasiat ini tetap melekat di hati santri meski Kang Ahsin wafat pada 12 April 2015 dalam usia yang relatif muda.