
Kebakaran Hebat Picu Kepanikan Warga
TANGGAMUS, NU MEDIA JATI AGUNG, — Pertama, api besar melahap Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Pekon Tanjung Heran, Kecamatan Talang Padang, Kabupaten Tanggamus, Kamis (21/8/2025). Kemudian, kobaran api muncul dari area pengisian bahan bakar, lalu membumbung tinggi ke udara sehingga warga langsung panik.
Selain itu, lokasi SPBU yang bersebelahan dengan Pekon Sukamerindu semakin menambah rasa khawatir. Akibatnya, warga berlarian menyelamatkan diri sekaligus menjaga jarak karena mereka takut ledakan terjadi sewaktu-waktu.
Selanjutnya, tim pemadam kebakaran bersama aparat kepolisian langsung tiba di lokasi. Setelah itu, mereka menyemprotkan air dan berupaya menghentikan api agar tidak merambat ke pemukiman warga. Pada saat bersamaan, polisi pun mulai menyelidiki penyebab kebakaran itu.
Reaksi Cepat Aparat dan Tim Pemadam
Sejak laporan pertama masuk, aparat segera bergerak cepat. Kemudian, tim pemadam mengarahkan semprotan air bertekanan tinggi ke sumber api. Sementara itu, polisi menutup akses ke lokasi agar kerumunan warga tidak mengganggu proses pemadaman.
Tidak berhenti di situ, petugas juga meminta warga menjauhkan kendaraan dari area SPBU. Karena itu, risiko ledakan yang bisa menjalar ke jalan raya berhasil dicegah. Akhirnya, upaya terpadu tersebut mengendalikan api meskipun petugas butuh waktu lama untuk benar-benar memadamkannya.
Sorotan Publik di Media Sosial
Peristiwa ini langsung menyebar luas di media sosial. Setelah itu, video dan foto kebakaran memicu komentar keras dari warganet. Bahkan, banyak orang langsung mengaitkan insiden tersebut dengan praktik ilegal pengecoran BBM.
Sebagai contoh, seorang netizen bernama Meylina Sari menulis, “Pom Talang Padang dikuasai tukang cor minyak pake motor, itu suatu teguran.” Komentar tersebut segera menuai tanggapan luas karena sesuai dengan keresahan warga soal pengecoran di SPBU.
Kemudian, Agus Chiever ikut menyoroti masalah serupa. Ia menulis, “Efek kebanyakan yg ngecor pake motor tander yg tangkinya besar.” Komentar itu mempertegas kekhawatiran masyarakat bahwa pengecoran BBM tidak hanya merugikan konsumen umum, tetapi juga membahayakan keselamatan.
Selanjutnya, Lylyan mendukung pandangan itu. Bahkan, komentar paling tajam muncul dari Kasim Alfarez yang menulis, “Tukang ngecor bensin kayanya yang kebakaran ya?”
Keluhan Masyarakat Soal Ketersediaan BBM
Tidak hanya menyoroti penyebab kebakaran, warganet juga mengeluhkan kelangkaan bensin akibat pengecoran. Sebagai contoh, Sahnan Jamhani menulis, “Mungkin kebanyakan yg ngecor bensin, himbauan kepada pemilik pom bensin coba di kontrol pom nya, karna kami masyarakat biasa sering kehabisan bensin.”
Karena itu, masyarakat menuntut pengelola SPBU agar memperketat pengawasan. Selanjutnya, mereka mendesak penghentian praktik pengecoran karena dampaknya merugikan banyak pihak.
Fenomena Pengecoran BBM di SPBU
Sebenarnya, praktik pengecoran BBM sudah lama menjadi masalah serius. Biasanya, oknum mengisi bensin dalam jumlah besar memakai motor bertangki modifikasi atau jerigen.
Padahal, Pertamina melarang pengisian BBM dalam wadah yang tidak sesuai standar. Namun, kenyataannya, oknum tetap melakukannya di banyak daerah. Oleh sebab itu, lemahnya pengawasan membuat praktik itu terus berulang.
Karena itu, kebakaran di SPBU Tanggamus semakin memperkuat desakan agar pemerintah, aparat, dan Pertamina memperketat pengawasan.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Selain menimbulkan keresahan, fenomena pengecoran juga mengganggu perekonomian lokal. Pertama, konsumen umum sering kesulitan membeli bensin tepat waktu. Kedua, antrean panjang muncul karena pasokan cepat habis akibat ulah pengecor.
Selain itu, negara ikut menanggung kerugian. BBM bersubsidi yang seharusnya untuk rakyat justru dipakai oknum mencari keuntungan pribadi.
Akhirnya, kebakaran di Tanggamus berfungsi sebagai alarm keras. Oleh karena itu, jika aparat tidak menindak tegas, praktik pengecoran akan terus merugikan masyarakat sekaligus membahayakan keselamatan.
Tanggapan Pihak Berwenang
Hingga kini, polisi dan pengelola SPBU belum memberi keterangan resmi soal penyebab kebakaran. Namun, aparat terus mengumpulkan bukti di lapangan.
Sementara itu, polisi mengimbau warga agar tetap tenang. Selain itu, mereka meminta masyarakat tidak percaya begitu saja pada spekulasi yang beredar di media sosial.
Meskipun begitu, tekanan publik semakin besar. Karena itu, banyak pihak mendesak agar penyelidikan tidak hanya berhenti pada penyebab kebakaran, tetapi juga menindak praktik pengecoran yang meresahkan.
SPBU dan Risiko Kebakaran
Kebakaran di SPBU kembali membuka perdebatan soal keamanan. Sejatinya, SPBU wajib menyediakan jalur evakuasi, alat pemadam, serta sistem keamanan khusus.
Namun, insiden Tanggamus menunjukkan celah yang masih perlu diperbaiki. Selain kelalaian prosedur, faktor manusia maupun aktivitas ilegal bisa memperbesar risiko.
Karena itu, pengelola SPBU wajib memastikan semua aturan keselamatan berjalan. Selanjutnya, mereka harus mengawasi aktivitas pengisian agar insiden serupa tidak terulang.
Perdebatan Publik Menguat
Akhirnya, kebakaran di SPBU Tanjung Heran bukan sekadar insiden biasa. Sebaliknya, peristiwa ini membuka masalah serius: lemahnya pengawasan distribusi BBM dan maraknya pengecoran yang sudah lama dikeluhkan warga.
Jika dugaan warganet benar, kebakaran ini membuktikan bahwa pengecoran bukan hanya merugikan, tetapi juga berbahaya. Karena itu, publik kini menuntut regulasi lebih tegas serta penindakan nyata di lapangan.
Selain itu, peristiwa ini menjadi momentum bagi pemerintah untuk meningkatkan kesadaran publik soal bahaya aktivitas ilegal BBM. Oleh sebab itu, transparansi pengelolaan energi dan pengawasan ketat di SPBU menjadi kunci pencegahan kasus serupa.
Kebakaran SPBU Tanggamus pada 21 Agustus 2025 memicu kepanikan warga sekaligus memunculkan perdebatan luas. Warganet menuding praktik pengecoran sebagai penyebab, meski polisi belum memberikan pernyataan resmi.
Namun, peristiwa ini lebih dari sekadar kebakaran. Sebaliknya, ia menunjukkan kelemahan serius dalam pengawasan distribusi BBM dan keselamatan publik.
Oleh karena itu, pemerintah, aparat, dan Pertamina harus menjadikannya momentum perbaikan menyeluruh. Akhirnya, tanpa langkah tegas, praktik pengecoran akan terus merugikan masyarakat sekaligus menimbulkan risiko besar bagi keselamatan bersama.
Berita Terpopuler
- Wagub Lampung Jihan Nurlela Tinjau Pasar Murah Muslimat NU di Natar
- PPRQ Metro Gelar Harlah ke-24 Teguhkan Komitmen Santri
- Curanmor Teror Jati Agung: Enam Motor Hilang, CCTV Tak Efektif
- KH Bisri Syansuri (3-Habis): Bahtsul Masail Sampai Tua, Kewafatan, dan Kesaksian Tokoh
- Rohana Kudus, Jurnalis Bergelar Pahlawan Nasional, Pejuang Kesetaraan Perempuan