Haul dan Imtihan Santri Jadi Magnet Spiritual
Lampung Timur, NU Media Jati Agung — Ratusan ribu santri dan jamaah dari berbagai daerah memadati halaman Pondok Pesantren Darussalamah, Braja Dewa, Way Jepara, Kabupaten Lampung Timur, pada puncak Haul Syeikh Abdul Qadir Jaelani ke-886 yang berlangsung selama tiga hari, dari tanggal 1 Oktober hingga 3 Oktober 2025.
Acara besar itu juga dirangkai dengan Imtihan Santri, meneguhkan semangat belajar dan memperkuat tradisi keilmuan pesantren.
Sejak pagi, suasana pesantren penuh antusiasme. Para jamaah Thareqoh Qodiriyah Wan Naqsabandiyah yang bersanad ke Al-Maghfurlah Syeikh Ahmad Shodiq hadir bersama santri dan alumni.
Sementara itu, suasana puncak kegiatan pada Jumat (3/10/2025) berlangsung khidmat. Forkopimda Lampung Timur bersama jajaran Polres, Kodim, para kyai, dan tokoh masyarakat hadir menyaksikan jalannya acara.
Kehadiran para tokoh tersebut menunjukkan betapa pentingnya peran pesantren dalam menjaga nilai-nilai keagamaan dan memperkuat pendidikan di Lampung Timur.
Makna Haul Menurut Pengasuh Pesantren
Pengasuh Pondok Pesantren Darussalamah, KH. Imam Sibawaih, S.H.I., M.Sy., menjelaskan makna haul kepada NU Media Jati Agung usai acara. Dengan nada lembut dan penuh keteladanan, beliau mengawali penjelasannya.
“Pertama makna haul adalah mengikuti jejak guru karena mengingat orang Sholeh itu termasuk disyariatkan dalam agama Islam, pokok intinya itu,” tutur Abah KH. Imam Sibawaih, Jumat (3/10/2025).

Menurut beliau, haul bukan sekadar tradisi tahunan, melainkan ungkapan rasa syukur para santri setelah menuntaskan pembelajaran. Kegiatan ini menyatukan khataman ilmu dengan penghormatan kepada guru.
“Karena ini merupakan wujud syukur dari Imtihan, sebuah khataman beberapa pelajaran yang digabung dengan rasa syukur murid memiliki guru. Kegiatan ini dijadikan satu sebagai salah satu ekspresi idkholil syururlah bagi santri dan umumnya bagi para jamaah,” ungkap Abah Baweh.
Abah KH. Imam Sibawaih menegaskan bahwa semangat belajar harus menyatu dengan ibadah. Ia berharap para santri terus memperkuat tekad menuntut ilmu dan memberi manfaat bagi masyarakat.
“Kami berharap para santri menjadi lebih kuat dan lebih semangat dalam belajar. Setiap tingkatan bukan sekadar pencapaian, melainkan motivasi untuk terus menuntut ilmu, karena kewajiban kita adalah Tholabul ilmu itu minal mahdi ilal lahdi. Kami juga berharap para santri semakin termotivasi untuk menjadi pribadi yang bermanfaat bagi orang lain,” ujar Abah Baweh.
Dukungan Masyarakat dan Sinergi Desa
Keberhasilan Haul Syeikh Abdul Qadir Jaelani ke-886 di Pondok Pesantren Darussalamah ini tidak lepas dari dukungan masyarakat sekitar. Warga ikut menjaga kebersihan, keamanan, dan pengaturan parkir selama acara berlangsung. Dukungan itu menjadikan kegiatan berjalan tertib dan berkesan.
“Alhamdulillah, kegiatan ini telah berjalan puluhan tahun. Tentu, tanpa dukungan masyarakat dan lingkungan, kami tidak akan sekuat ini. Namun, berkat dukungan dari lingkungan, termasuk dalam kebersihan, keamanan, dan pengaturan parkir, akhirnya kita bisa bersinergi. Desa pun ikut maju dan dikenang, sementara Pondok Pesantren mampu melaksanakan program-programnya dengan lebih baik,” ungkapnya.

Abah Yai Baweh juga menyampaikan doa dan ucapan terima kasih kepada jamaah yang telah hadir.
“Untuk jamaah yang telah hadir di acara Haul Syeikh Abdul Qodir dan Imtihan Santri di Pondok Pesantren Darussalamah, saya mewakili pondok pesantren mengucapkan Jazakumullah. Semoga pulang membawa ilmu yang banyak, semangat beribadah meningkat, dan Allah selalu memberi ridho kepada kita semua. Dengan ilmu, derajat kita akan diangkat. Sekali lagi, terima kasih kepada seluruh jamaah yang telah hadir di Haul dan Imtihan Santri,” tutup Abah Baweh.
Bupati Lampung Timur Apresiasi Semangat Santri
Sementara itu, Bupati Lampung Timur, Hj. Ela Siti Nuryamah, M.E., M.A.P., turut hadir dalam kegiatan tersebut. Ia menilai bahwa Haul Syeikh Abdul Qadir Jaelani ke-886 di Pondok Pesantren Darussalamah bukan hanya tradisi, tetapi juga wahana spiritual yang membangkitkan semangat para santri untuk terus menuntut ilmu.
“Alhamdulillah, Haul hari ini sangat luar biasa sebagai metode membangkitkan semangat santri melalui kegiatan mondok dan belajar ilmu agama,” ujar Hj. Ela Siti Nuryamah saat diwawancarai NU Media Jati Agung, Jumat (3/10/2025).
Ela menilai kegiatan ini merepresentasikan semangat kebangkitan pesantren yang terus menyala di tengah masyarakat.

“Bagi saya, ini bukan sekadar tradisi tahunan, tetapi spirit kebangkitan santri. Haul di Pondok Pesantren Darussalamah selalu menyalakan ghiroh perjuangan ulama dan santri, meski dalam berbagai kondisi,” imbuhnya.
“Terbukti, setiap tahun jumlah santri bertambah, pengajaran semakin berkualitas, dan denyut keilmuan semakin dirasakan oleh santri serta wali santri. Kegiatan ini juga menjadi bentuk peradaban dalam membangun negeri, khususnya di Kabupaten Lampung Timur,” jelas Ela.
Tradisi dan Spirit Kebangkitan Santri
Menurut Ela, kegiatan tersebut menjadi simbol kebersamaan antara santri, alumni, dan jamaah dari berbagai daerah. Mereka hadir dengan penuh kesadaran, membuktikan bahwa pesantren masih menjadi pusat nilai moral dan spiritual di tengah masyarakat modern.
“Ini bukan sembarang jamaah. Kalau saya lihat, jamaah terdiri dari Jamiyah, kelompok ideologis santri, dan alumni yang secara sukarela merasa terpanggil. Mereka hadir dengan sepenuh hati, bukan karena diundang atau diumumkan secara resmi. Mereka datang berbondong-bondong sebagai santri dan alumni,” ujar Bupati Ela.
Pihaknya berharap semangat tersebut tetap terjaga dari tahun ke tahun.
“Harapannya, haul tahunan ini terus digelorakan, dan semangat kebangkitan pesantren selalu muncul dari Pondok Pesantren Darussalamah,” kata Ela.
Ia menegaskan bahwa haul dan imtihan santri di Ponpes Darussalamah bukan hanya ritual, tetapi juga bukti nyata kekuatan tradisi pesantren yang terus hidup.
“Saya meyakini hal ini bukan sekadar catatan sejarah, tetapi setiap tahun semakin meningkat dan bisa dibuktikan secara nyata,” tutur Ela.
Bupati juga menyampaikan apresiasi kepada keluarga besar pesantren atas peran besar yang mereka tunjukkan dalam menjaga tradisi serta menguatkan pendidikan keagamaan di Lampung Timur.
“Saya berkali-kali mengucapkan terima kasih kepada keluarga besar almarhum Abah Yai Ahmad Shodiq sebagai tauladan dan guru kita, ulama besar kita semua. Kader dan alumni yang ideologis telah menanamkan pondasi kuat di Lampung Timur. Ini membuktikan bahwa Pondok Pesantren Darussalamah menjadi pondasi yang kokoh dan membanggakan,” ungkapnya.
Haul Syeikh Abdul Qadir Jaelani ke-886 di Pondok Pesantren Darussalamah Lampung Timur menegaskan peran pesantren sebagai sumber inspirasi spiritual, sosial, dan kebudayaan, bukan sekadar lembaga pendidikan.
Masyarakat menunjukkan dukungan penuh, santri menyalakan semangat kebersamaan, dan pemerintah daerah memperkuat perhatian terhadap kegiatan ini hingga menjadi simbol kebangkitan tradisi pesantren di Lampung Timur (ARF)