Peran Penting Ulama Perempuan dalam Sejarah Islam
NU MEDIA JATI AGUNG, – Fatimah binti Abbas menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah Islam. Kata kunci utama โulama perempuanโ hadir sejak awal karena peran Syekhah Fatimah tidak hanya sebagai ahli ibadah, tetapi juga pendakwah ulung yang menorehkan jejak ilmu di Baghdad dan Mesir.
Ia dikenal sebagai wanita perubahan dengan semangat tinggi serta cita-cita yang menjulang. Fatimah tumbuh di lingkungan para ulama besar Baghdad, di mana ia menimba ilmu dari banyak guru. Semangatnya untuk memperdalam pengetahuan agama membuatnya dikenal luas, bahkan hingga ke Kairo, Mesir.
Ulama Perempuan yang Mampu Menembus Batas
Selama ini, sebagian masyarakat beranggapan bahwa penceramah ulung hanya berasal dari kalangan laki-laki. Namun, anggapan itu keliru. Sejarah mencatat hadirnya seorang wanita ahli ibadah yang taat, sekaligus pendakwah ulung dengan ceramah yang mampu menembus hati jamaahnya.
Baghdad patut berbangga memiliki sosok seperti Fatimah binti Abbas. Kehadirannya menjadikan kota itu sebagai pusat ilmu pengetahuan yang disegani. Banyak wanita dari berbagai wilayah menjadikan Baghdad sebagai tujuan belajar agama, karena reputasi besar Fatimah.
Nama Lengkap dan Asal-Usul
Syekhah Fatimah memiliki nama lengkap Fatimah binti Abbas bin Abil Fatah bin Muhammad al-Baghdadiyah al-Qahirah al-Mishriyah. Ia berasal dari Baghdad, ibu kota Irak, salah satu kota terbesar di Timur Tengah setelah Kairo.
Tidak ada catatan pasti tentang tahun kelahirannya. Namun, ulama ahli sejarah Syekh Salahuddin as-Shafadi memperkirakan bahwa ia lahir pada abad keenam hijriah. Fatimah menghabiskan sebagian besar hidupnya di Baghdad, hingga pada masa akhir kehidupannya ia pindah ke Kairo, Mesir.
Rihlah Intelektual dan Spiritual
Fatimah binti Abbas tumbuh dengan kesadaran bahwa wanita memiliki peran penting dalam perkembangan ajaran Islam. Ia belajar dari banyak ulama, memperdalam fiqih, dan menekuni ibadah dengan tekun.
Semangatnya yang tinggi menjadikan ia sosok wanita salehah yang dihormati. Banyak wanita Baghdad mendatanginya untuk belajar ilmu agama sekaligus meminta nasihat. Usahanya dalam menuntut ilmu tidak sia-sia. Fatimah benar-benar menjadi teladan dalam keilmuan dan ketakwaan.
Pendakwah Ulung di Mimbar
Syekh Salahuddin as-Shafadi dalam karyanya menuliskan:
ููุงููุชู ุชูุตูุนูุฏู ุงููู ูููุจูุฑู ููุชูุนูุธู ุงููููุณูุงุกูุ ููููููููุจู ููููุนูุธูููุงุ ููุงููุชูููุนู ุจูููุนูุธูููุง ุฌูู ูุงุนูุฉู ู ููู ุงููููุณูููุฉูุ ููุฑููููุชู ููููููุจูููููู ูููุทููุงุนูุฉู ุจูุนูุฏู ุงููููุณูููุฉู
Artinya: โ(Syekhah Fatimah) adalah wanita yang menaiki mimbar, memberi nasihat pada wanita, maka tumbuh (takwa) karena nasihatnya. Para jamaah wanita mengambil manfaat dengan nasihatnya, bahkan hati mereka menjadi lunak untuk melakukan ketaatan setelah sebelumnya keras.โ
Ceramah-ceramahnya memberi semangat baru kepada banyak jamaah untuk lebih taat menjalankan perintah agama. Hal itu membuktikan bahwa dakwah seorang perempuan dapat memberikan dampak besar pada masyarakat.
Keteguhan dalam Ilmu Fiqih
Syekhah Fatimah mendalami fiqih hingga cabang-cabang yang rumit. Syekh Salahuddin mencatat:
ููุงููุชู ุชูุฏูุฑูู ุงูููููููู ููุบูููุงู ูุถููู ุงููุฏููููููููุฉุ ููู ูุณูุงุฆููููู ุงูููุนูููููุตูุฉูุ ุงููููุชูู ุชูุฏูููุฑู ู ูุจูุงุญูุซูููุง ุจููููู ุงููู ูุฌูุงุฒู ููุงููุญูููููููุฉู
Artinya: โ(Fatimah) mengetahui (memahami) fiqih serta cabang-cabangnya yang dalam, serta permasalahannya yang rumit, yang pembahasannya berputar di antara majaz dan hakikat.โ
Penguasaan Fatimah terhadap ilmu fiqih membuatnya percaya diri untuk menyampaikan nasihat di hadapan jamaah.
Pandangan Ulama terhadap Fatimah
Meskipun banyak yang kagum, beberapa ulama juga sempat khawatir dengan aktivitas Fatimah. Salah satunya adalah Ibnu Taimiyah, yang berniat melarangnya naik mimbar. Namun, sebelum larangan itu disampaikan, Ibnu Taimiyah bermimpi bertemu Rasulullah.
ุฑูุฃูููุชู ุงููููุจูู ุตููููู ุงูููู ุนููููููู ููุณููููู ู ููู ุงููู ูููุงู ูุ ููุณูุฃูููุชููู ุนูููููุง. ููููุงูู: ุงูู ูุฑูุฃูุฉู ุตูุงููุญูุฉู
Artinya: โAku (Ibnu Taimiyah) bermimpi melihat Nabi Muhammad dalam tidurnya. Kemudian ia menanyakan wanita tersebut (Fatimah), maka Rasulullah menjawab: wanita salehah.โ
Sejak itu, Ibnu Taimiyah tidak lagi berkomentar negatif tentang Fatimah. Hal ini menunjukkan pengakuan akan ketulusan niat dan keikhlasan dakwahnya.
Pindah ke Kairo dan Akhir Hayat
Menjelang akhir hidupnya, Fatimah pindah ke Kairo karena banyaknya permintaan dari kaum wanita di kota tersebut. Di Kairo, namanya semakin masyhur. Banyak ulama yang segan kepadanya, dan masyarakat menjulukinya dengan berbagai gelar kehormatan:
ุงููุดููููุฎูุฉู ุงููู ูููุชููููุฉู ุงููููููููููุฉู ุงููุนูุงููู ูุฉู ุงูุฒููุงููุฏูุฉู ุงููุนูุงุจูุฏูุฉูุ ุงูููุจูุบูุฏูุงุฏููููุฉู ุงููุญูููุจููููููุฉู ุงููููุงุนูุธูุฉู
Artinya: โ(Fatimah) adalah guru wanita, ahli fatwa, pakar fiqih, berilmu luas, zuhud, ahli ibadah, kebangsaan Baghdad, mazhab Hanbali, dan pendakwah ulung.โ
Fatimah wafat pada tahun 714 Hijriah, tepat di hari Arafah, 9 Dzulhijjah. Wafatnya meninggalkan duka mendalam bagi umat Islam, khususnya para wanita yang banyak belajar darinya.
Warisan Teladan bagi Perempuan Muslim
Kehidupan Syekhah Fatimah binti Abbas menjadi bukti bahwa ulama perempuan memiliki peran penting dalam penyebaran ilmu pengetahuan dan dakwah Islam. Keikhlasannya, kedalaman ilmunya, serta keteguhannya dalam ibadah menjadi teladan abadi bagi generasi setelahnya.