NU MEDIA JATI AGUNG

NU MEDIA JATI AGUNG
Logo NU Jatiagung

NU Jatiagung - Situs Resmi

Fatayat NU Mesir Gelar Konferensi Pemberdayaan Perempuan

Fatayat NU Mesir akan menggelar konferensi internasional bertajuk Women as Agents of Change for Religious Wisdom to Social Innovation di Mesir pada 2 November 2025. Acara ini mengangkat kepemimpinan perempuan dan peran strategis mereka sebagai agen perubahan sosial.


Konferensi Internasional Fatayat NU Mesir

MESIR, NU MEDIA JATI AGUNG, – Pengurus Cabang Istimewa (PCI) Fatayat Nahdlatul Ulama (NU) Mesir mempersiapkan konferensi internasional dengan tema Women as Agents of Change for Religious Wisdom to Social Innovation. Agenda penting ini akan berlangsung di Mesir pada 2 November 2025.

Ketua PCI Fatayat NU Mesir, Indana Zulfa, menegaskan bahwa konferensi ini menjadi jawaban atas dinamika global yang memerlukan kepemimpinan kolektif serta solusi damai untuk berbagai tantangan peradaban. Ia menilai perempuan harus tampil aktif dalam upaya tersebut.

ā€œKami menyakini bahwa perempuan memiliki peran sentral sebagai agen perubahan yang tidak hanya bergerak di ranah domestik tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat luas,ā€ ujarnya di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).


Tiga Tujuan Utama

Indana menjelaskan tiga tujuan utama konferensi. Pertama, meneguhkan peran perempuan NU dalam diplomasi kultural. Kedua, memperkuat jejaring internasional lintas agama, budaya, dan organisasi perempuan. Ketiga, melahirkan rekomendasi nyata untuk menjawab persoalan sosial global.

Selain itu, ia menambahkan bahwa forum ini diharapkan mampu membuka ruang dialog yang lebih luas. Para peserta dapat berbagi pengalaman dan gagasan dalam menghadapi persoalan kontemporer yang menyangkut isu perempuan dan kemanusiaan.


Dua Panel Diskusi

Konferensi internasional tersebut akan menghadirkan dua panel utama. Panel pertama bertema Religious Wisdom for Women Empowerment. Diskusi ini menyoroti nilai-nilai agama yang dapat menjadi landasan pemberdayaan perempuan.

Panel kedua bertajuk Women’s Social Innovation. Panel ini menampilkan pengalaman nyata perempuan yang memimpin perubahan sosial di berbagai sektor kehidupan. Dengan begitu, forum tidak hanya membahas konsep, tetapi juga praktik yang memberi dampak langsung pada masyarakat.


Dukungan PBNU

Indana menyampaikan bahwa Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf, mendukung penuh rencana penyelenggaraan konferensi tersebut.

ā€œKita diberi beberapa arahan untuk melengkapi kebutuhan acara ini agar sesuai dengan garis PBNU,ā€ ujarnya.

Dukungan PBNU menjadi landasan penting agar acara berjalan lancar sekaligus memiliki arah yang jelas sesuai visi organisasi.


Peserta dan Tokoh yang Hadir

Konferensi ini akan menghadirkan peserta dari berbagai kalangan. Mereka terdiri dari mahasiswa Indonesia di Mesir, perwakilan universitas setempat termasuk Universitas Al-Azhar, serta perwakilan PCI Fatayat NU dari 33 negara.

ā€œYang hadir nanti ada tokoh perempuan dari Mesir dan Indonesia, akademisi, peneliti, serta perwakilan PCI Fatayat NU di seluruh dunia,ā€ ucapnya.

Sejumlah tokoh terkemuka juga dijadwalkan hadir. Di antaranya Syekh Ali Jum’ah, Syekh Usamah, serta dari Indonesia Prof Quraish Shihab. Fatayat NU Mesir juga berencana mengundang tokoh perempuan berpengaruh dari Indonesia untuk berdialog bersama.


Harapan dari Konferensi

Indana menekankan bahwa konferensi ini tidak hanya sekadar forum akademik, tetapi juga wadah untuk memperkuat sinergi antarperempuan lintas negara. Melalui pertemuan ini, Fatayat NU Mesir berharap muncul rekomendasi konkret yang mampu menjawab tantangan zaman.

ā€œDari audiensi ini kami berharap arahan dan bimbingan dari Ketua Umum PBNU, sehingga acara ini dapat berjalan sesuai dengan harapan dan memberi manfaat luas,ā€ pungkasnya.


Perempuan Sebagai Agen Perubahan

Konferensi ini memperlihatkan kesadaran global bahwa perempuan tidak lagi hanya diposisikan sebagai pendukung, melainkan pemimpin yang berperan penting dalam peradaban modern. Dalam banyak konteks, mereka terbukti mampu melahirkan gagasan inovatif, menyatukan perbedaan, dan membangun jejaring lintas budaya.

Melalui forum ini, Fatayat NU Mesir mengirimkan pesan kuat bahwa pemberdayaan perempuan bukan sekadar wacana, tetapi kebutuhan nyata untuk menciptakan masa depan yang lebih inklusif, adil, dan damai.