NU MEDIA JATI AGUNG

🗓️ 10, Juli 2025   |   ✍️ Ahmad Royani, S.H.I

Amatul Wahid bintul Mahamili mempunyai nama lengkap Sutaitah binti al-Qadhi Abi Abdillah al-Husein bin Isma’il bin Muhammad al-Mahamili. Biasa disebut dengan Bintul Mahamili (putri al-Mahamili). Ia terlahir dari keluarga ulama. Ayahnya, al-Qadhi al-Mahamili (w. 330 H) merupakan seorang ahli hadits dan fiqih yang menjadi qadhi di Kufah. Kakeknya, Isma’il bin Muhammad al-Mahamili, dan pamannya, al-Qasim bin Isma’il al-Mahamili, adalah ahli hadits yang terkenal ke-tsiqqahan-nya. Saudara laki-lakinya, Abdullah bin Husein al-Mahamili merupakan seorang qadhi, ahli fiqih dan hadits.

Bintul Mahamili menikah dengan sepupunya sendiri, Ahmad bin al-Qasim bin Isma’il al-Mahamili, yang merupakan ulama terkenal dalam ilmu fiqih dan hadits. Dari pernikahan itu, ia dikaruniai seorang anak laki-laki bernama Muhammad bin Ahmad al-Mahamili yang menjadi qadhi karena keahliannya dalam fiqih dan hadits. Dari Muhammad, Bintul Mahamili mendapatkan cucu ulama besar pengarang kitab al-Lubab bernama Abul Hasan Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin al-Qasim bin Isma’il al-Mahamili (w. 415 H).

Menurut Imam adz-Dzahabi, Bintul Mahamili merupakan seorang ulama perempuan yang ahli fiqih (faqihah) dan mufti (pemberi fatwa). Ia mengatakan:

بنت المحاملي العالمة الفقيهة المفتية أمة الواحد بنت الحسين بن إسماعيل
“Bintul Mahamili merupakan perempuan ahli ilmu, ahli fiqih dan mufti. Ia adalah Amatul Wahid binti al-Husein bin Isma’il.”
(Siyar A’lam an-Nubala’, Juz 15, hlm. 264–265)

Dalam Thabaqat al-Fuqaha asy-Syafi’iyyin, Imam Ibnu Katsir menulis bahwa Bintul Mahamili belajar fiqih kepada ayahnya dan meriwayatkan darinya. Ia juga belajar kepada Isma’il al-Warraq, Abdul Ghafir bin Salamah, dan ulama lainnya. Ia hafal Al-Qur’an dan sangat menguasai fiqih Mazhab Syafi’i.

روت عن أبيها وإسماعيل الوراق وعبد الغافر بن سلامة وحفظت القرآن والفقه علي مذهب الشافعي والفرائض والدور والعربية وغير ذلك من العلوم الإسلامية
“Bintul Mahamili mengambil riwayat dari ayahnya, Isma’il al-Warraq dan Abdul Ghafir bin Salamah. Ia hafal Al-Qur’an, menguasai fiqih Mazhab Syafi’i, ilmu faraid (warisan), ilmu hisab, ilmu bahasa Arab, dan ilmu-ilmu keislaman lainnya.”
(Thabaqat al-Fuqaha asy-Syafi’iyyin, Juz 1, hlm. 314–315)

Hal ini menunjukkan ketekunan Bintul Mahamili dalam mempelajari berbagai disiplin ilmu keislaman. Ia adalah salah satu dari sedikit perempuan yang menjadi mufti, khususnya dalam fiqih Mazhab Syafi’i. Kepakarannya diakui luas. Imam al-Burqani mengatakan:

كانت تفتي مع أبي علي بن أبي هريرة
“Bintul Mahamili memberi fatwa bersama Abu Ali bin Abu Hurairah.”
(Siyar A’lam an-Nubala’, Juz 15, hlm. 264–265)

Keponakannya, Ahmad bin ‘Abdullah, menyatakan:

كانت فاضلة عالمة من أحفظ الناس للفقه
“(Bibiku) Bintul Mahamili adalah wanita istimewa yang sangat alim, termasuk orang yang paling hafal fiqih.”
(Thabaqat al-Fuqaha asy-Syafi’iyyin, Juz 1, hlm. 314–315)

Selain itu, ia juga dikenal dermawan dan suka menolong. Dalam Tarikh Baghdad karya Imam al-Khatib al-Baghdadi disebutkan:

وحفظت القرآن والفقه على مذهب الشافعي، والفرائض وحسابها، والدور والنحو وغير ذلك من العلوم، وكانت فاضلة في نفسها كثيرة الصدقة، مسارعة في الخيرات، حدثت وكتب عنها الحديث. وتوفيت في شهر رمضان من سنة سبع وسبعين وثلاثمائة.
“Bintul Mahamili hafal Al-Qur’an dan fiqih Mazhab Syafi’i, ilmu faraid dan perhitungannya, ilmu hisab, nahwu, dan ilmu lainnya. Dia wanita terhormat, banyak bersedekah, cepat dalam berbuat kebaikan, meriwayatkan hadits dan haditsnya dicatat oleh para ulama. Ia wafat pada bulan Ramadan tahun 377 H.”
(Tarikh Baghdad, Juz 14, hlm. 443)

Bintul Mahamili adalah sosok yang komplet: pencinta ilmu, pendidik, ahli ibadah, dan dermawan. Ia menjadi teladan bahwa perempuan dapat memberi fatwa agama bila memiliki otoritas dan integritas. Ia juga berhasil mendidik anak dan cucu hingga menjadi ulama besar yang dikenal hingga kini.

Dengan demikian, Bintul Mahamili merupakan teladan perempuan dalam dunia ilmu dan fatwa Islam. Kontribusinya sangat besar dalam berbagai disiplin keilmuan, khususnya fiqih Mazhab Syafi’i. Sosoknya bukan hanya dikenal luas ilmunya, tapi juga kedermawanannya dan kecepatan dalam berbuat kebaikan.

Wallahu a’lam.