
BPBD Lampung Imbau Waspada
BANDAR LAMPUNG, NU MEDIA JATI AGUNG, – BPBD Lampung mengimbau masyarakat agar tetap waspada menghadapi cuaca ekstrem, meskipun saat ini Provinsi Lampung sudah memasuki musim kemarau. Namun demikian, hujan deras disertai petir dan angin kencang melanda beberapa wilayah pada Senin (18/8/2025). Kondisi tersebut sekaligus menunjukkan bahwa potensi bencana hidrometeorologi masih perlu masyarakat antisipasi dengan serius.
Hujan Deras Disertai Angin Kencang
Sejak pagi hingga siang, sejumlah wilayah di Lampung mengalami hujan dengan intensitas tinggi. Kemudian, hujan turun deras, lalu petir menyambar dan angin kencang bertiup. Akibatnya, kondisi ini mengejutkan sebagian warga karena biasanya musim kemarau identik dengan cuaca kering dan panas.
Tidak heran jika fenomena tersebut langsung mendapat perhatian dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Lampung. Melalui Humas BPBD, Wahyu Hidayat pun mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan. Ia menegaskan bahwa meski musim kemarau berlangsung, anomali cuaca tetap bisa muncul.
Penjelasan BPBD Lampung
Menurut Wahyu, BPBD terus berkoordinasi dengan BMKG untuk memantau perkembangan cuaca. Ia menyebutkan bahwa Lampung memang telah memasuki kemarau, namun demikian, hujan masih sering mengguyur sejumlah wilayah.
“Sekarang memang sudah masuk kemarau tapi hujan masih sering turun. Kami terus memantau bersama BMKG, karena baik BMKG maupun BPBD menggunakan jaringan komunikasi yang sama,” ujar Wahyu kepada Tribunlampung, Senin (18/8/2025).
Ia juga menambahkan bahwa BMKG sudah menyampaikan informasi tentang adanya potensi cuaca ekstrem. Meskipun demikian, ia menegaskan bahwa hingga saat ini belum muncul indikasi yang langsung membahayakan keselamatan masyarakat.
“Tapi sejauh ini belum ada indikasi yang membahayakan,” tegas Wahyu.
Langkah Mitigasi dan Kesiapsiagaan
BPBD Lampung meningkatkan langkah mitigasi dengan menyiagakan seluruh wilayah. Terutama ketika cuaca ekstrem melanda, mereka memperketat penjagaan. Selain itu, BPBD juga memperkuat kewaspadaan melalui koordinasi dengan BPBD tingkat kabupaten dan kota.
“Pada prinsipnya kami selalu menyiagakan semua wilayah, apalagi ketika cuaca ekstrem terjadi,” jelas Wahyu.
Tidak hanya itu, BPBD juga berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai dan pihak kepolisian. Kerja sama ini bertujuan tidak lain kecuali untuk mengamankan lalu lintas serta menjaga keselamatan masyarakat di kawasan rawan longsor, banjir, dan banjir bandang. Dengan demikian, BPBD menilai langkah ini penting karena intensitas hujan yang mendadak bisa menimbulkan dampak besar di wilayah dengan kontur tanah labil.
Pentingnya Informasi Dini dari BMKG
Wahyu menekankan pentingnya masyarakat terus memantau informasi dan peringatan dini dari BMKG. Ia memastikan bahwa masyarakat bisa mendapatkan informasi resmi melalui saluran resmi BMKG, termasuk pula media sosial.
“Kami mengimbau masyarakat dan seluruh pihak terkait agar terus memantau informasi dan peringatan dini cuaca dari BMKG melalui saluran resmi, termasuk media sosial,” pungkas Wahyu.
Cuaca Ekstrem dan Potensi Dampaknya
Cuaca ekstrem di Lampung bisa menimbulkan berbagai potensi bencana. Sebagai contoh, hujan deras berintensitas tinggi berisiko memicu banjir di kawasan dataran rendah. Sementara itu, di wilayah perbukitan, curah hujan mendadak membuat potensi longsor meningkat karena tanah menjadi labil.
Selain itu, angin kencang berpotensi merobohkan pohon, merusak atap rumah, serta mengganggu jaringan listrik. Kondisi semacam ini pada akhirnya juga bisa menghambat aktivitas lalu lintas darat maupun laut, terutama di jalur penyeberangan Bakauheni–Merak.
Oleh karena itu, masyarakat perlu meningkatkan kesiapsiagaan agar bisa meminimalkan dampak cuaca ekstrem.
Peran Masyarakat dalam Antisipasi
Selain upaya pemerintah, masyarakat juga memegang peran penting menghadapi cuaca ekstrem. Sebagai langkah awal, warga dapat membersihkan saluran air, memotong dahan pohon rawan tumbang, serta memastikan instalasi listrik rumah tetap aman.
Lebih jauh lagi, masyarakat bisa segera melaporkan jika mereka menemukan kondisi darurat seperti banjir, tanah longsor, atau pohon tumbang. Dengan begitu, laporan cepat akan memudahkan BPBD maupun aparat terkait mengambil langkah tanggap darurat.
Koordinasi Lintas Instansi
BPBD Lampung tidak bekerja sendiri. Sebaliknya, mereka terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak. Misalnya, Balai Besar Wilayah Sungai memantau aliran sungai, sementara kepolisian mengatur lalu lintas ketika cuaca ekstrem mengganggu jalur transportasi.
Koordinasi lintas instansi ini menjadi kunci agar penanganan berlangsung cepat dan tepat sasaran. Selain itu, BPBD tetap menjadikan informasi dari BMKG sebagai rujukan utama dalam menentukan langkah mitigasi.
Musim Kemarau Bukan Jaminan Aman
Kasus hujan deras di musim kemarau membuktikan bahwa perubahan iklim semakin nyata. Walaupun secara kalender iklim kemarau identik dengan hari kering, fenomena anomali justru membuat curah hujan berpotensi turun dengan intensitas tinggi.
Karena alasan tersebut, masyarakat tidak boleh lengah. Sebaliknya, mereka perlu meningkatkan kewaspadaan karena bencana bisa datang kapan saja, termasuk pada musim yang dianggap aman.
BPBD Lampung menegaskan bahwa kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem harus melibatkan semua pihak. Informasi resmi dari BMKG harus menjadi rujukan utama. Masyarakat perlu tetap waspada, menjaga lingkungan sekitar, serta melaporkan potensi bencana sejak dini.
Dengan kata lain, koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, instansi terkait, dan masyarakat akan menekan dampak cuaca ekstrem seminimal mungkin.
Berita Terpopuler
- Wagub Lampung Jihan Nurlela Tinjau Pasar Murah Muslimat NU di Natar
- PPRQ Metro Gelar Harlah ke-24 Teguhkan Komitmen Santri
- Curanmor Teror Jati Agung: Enam Motor Hilang, CCTV Tak Efektif
- KH Bisri Syansuri (3-Habis): Bahtsul Masail Sampai Tua, Kewafatan, dan Kesaksian Tokoh
- Rohana Kudus, Jurnalis Bergelar Pahlawan Nasional, Pejuang Kesetaraan Perempuan