NU MEDIA JATI AGUNG

🗓️ 22, Agustus 2025   |   ✍️ Arif Riana

Jawa Tengah, NU Media Jati Agung Universitas Islam Malang (Unisma) menggelar kegiatan Ngaji Bareng Gus Baha atau Mbalah Aswaja di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Lembaga Pembinaan Pendidikan Pengembang Ilmu Alquran (LP3IA), Desa Narukan, Rembang, Jawa Tengah, Rabu (20/8/2025).

Melalui kegiatan ini, Unisma meneguhkan komitmen memperkuat karakter Aswaja. Sivitas akademika bersama KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mendalami ajaran Al-Qur’an dan hadis sebagai landasan keilmuan dan spiritual.

Kehadiran Sivitas Akademika Unisma

Rektor Unisma, Prof. Drs. Junaidi Mistar, PhD, hadir bersama jajaran pengurus yayasan serta sivitas akademika. Mereka menikmati pengajian dengan penuh gelak tawa, namun tetap menjaga kekhusyukan.

Prof. Junaidi mengingatkan bahwa ia sudah empat kali berkunjung ke LP3IA. Ia menilai para dosen dan sivitas akademika, meskipun lulus dari pesantren, tetap harus menjaga tradisi santri dalam mencari ilmu.

“Tradisi santri itu ya sowan ke kiai. Kami hadir untuk menjalankan hal itu, ngaji, dan memperkokoh karakter keaswajaan melalui Al-Qur’an serta hadis. Semoga majelis ini diridai Allah SWT dan menjadi ilmu yang manfaat serta barokah,” ujar Prof. JunaidiJunaidi di kutipan dari tugumalang.id.

Wejangan Gus Baha: Ilmu Agama Harus Mudah Diakses

Dalam ceramahnya, Gus Baha menekankan pentingnya ilmu agama yang mudah diakses. Ia mencontohkan praktik Nabi Muhammad SAW yang selalu menjawab pertanyaan umat secara langsung di ruang publik.

“Kalau semua harus menunggu semester atau jenjang tertentu, orang awam pasti akan kesulitan. Di kampus ada jalur struktural, di masyarakat ada jalur kultural. Tujuannya sama. Jadi keduanya harus saling menguatkan agar ilmu agama bisa diakses oleh semua,” tutur Gus Baha.

Penjelasan tentang Fikih Haji Badal

Gus Baha juga mengulas fikih haji badal yang sering menimbulkan salah paham. Ia menegaskan bahwa niat menjadi pondasi ibadah yang tidak tergantikan hanya dengan administrasi.

“Sering kali urusan itu hanya berhenti pada administrasi waris. Idealnya, selama masih hidup dan mampu, seorang muslim yang berniat akan berikhtiar menunaikan hajinya,” jelas Gus Baha.

Etika Sosial dan Nilai Aswaja

Pada kesempatan itu, Gus Baha menekankan pentingnya adab sosial dalam Islam. Ia mengingatkan jamaah agar memahami pemisahan ruang privat dan publik Nabi, menjaga etika bertanya, dan memperhatikan kebutuhan keagamaan perempuan.

Ia juga menjelaskan bahwa lembaga pendidikan maupun majelis taklim perlu mengelola ilmu Islam secara fleksibel. Menurutnya, cara itu mencerminkan ciri khas Aswaja yang selalu menekankan kemaslahatan.

Refleksi Kegiatan Mbalah Aswaja

Sivitas akademika Unisma bersama jamaah memperoleh ruang refleksi melalui kegiatan Mbalah Aswaja di LP3IA Rembang.

Tradisi ngaji mendorong peserta memperdalam pemahaman agama, menghidupkan etika keilmuan, dan menerapkan nilai Aswaja dalam kehidupan sehari-hari.

Prof. Junaidi menegaskan kembali bahwa pengajian ini tidak hanya menambah pengetahuan, tetapi juga menghadirkan ilmu yang membentuk karakter.

Dengan begitu, sivitas akademika dapat menumbuhkan kesadaran spiritual sekaligus membangun pribadi berakhlak.

“Kami datang untuk belajar dan terus berusaha menghadirkan ilmu yang membentuk karakter, bukan sekadar pengetahuan,” pungkas Prof. Junaidi.

Harapan ke Depan

Unisma meneguhkan perannya sebagai perguruan tinggi berbasis Aswaja melalui tradisi pengajian. Sivitas akademika Unisma membuka ruang bagi masyarakat untuk memperdalam ajaran Islam dengan pendekatan moderat dan rahmatan lil ‘alamin.

Sivitas akademika Unisma memperkaya wawasannya lewat ngaji bersama Gus Baha. Mereka juga memperkuat jembatan antara jalur struktural kampus dan jalur kultural masyarakat.

Unisma bersama masyarakat menghadirkan sinergi yang memberi kontribusi nyata untuk membangun karakter umat agar lebih tangguh menghadapi tantangan zaman.