
Pemkab Lampung Selatan
LAMPUNG SELATAN, NU MEDIA JATI AGUNG, — Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lampung Selatan menyalurkan bantuan kepada 95 kepala keluarga (KK) korban angin puting beliung yang menerjang Kecamatan Ketapang dan Candipuro pada 28 Juli 2025. Selain itu, Pemkab menyalurkan uang tunai, logistik, serta program perbaikan rumah untuk warga terdampak.
Bantuan Langsung dari Pemkab
Bupati Lampung Selatan Radityo Egi Pratama menegaskan komitmen pemerintah dalam membantu korban bencana. Oleh karena itu, ia turun langsung ke lapangan dan menyerahkan bantuan secara simbolis kepada warga yang rumahnya hancur.
“Pemkab menyalurkan bantuan kepada 95 KK korban bencana angin puting beliung di Kecamatan Ketapang dan Candipuro pada Juli 2025 lalu,” kata Radityo di Kalianda, Kamis (21/8/2025).
Namun, ia menambahkan, jumlah bantuan uang tunai berbeda bagi setiap keluarga karena pemerintah menyesuaikan dengan tingkat kerusakan rumah, baik berat, sedang, maupun ringan.
Program Perbaikan Rumah
Radityo juga menjelaskan bahwa Pemkab menjalankan program perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH). Secara khusus, pemerintah memprioritaskan 15 keluarga di Kecamatan Ketapang yang rumahnya mengalami kerusakan parah.
“Bencana ini terjadi pada bulan Juli. Meskipun begitu, kami tetap menjalankan prosedur anggaran, namun kami tidak mengurangi empati terhadap kondisi masyarakat,” ujarnya.
Dengan demikian, ia menekankan bahwa pemerintah tidak hanya memberikan bantuan jangka pendek berupa logistik, tetapi juga memastikan warga menerima bantuan jangka panjang agar mereka bisa memulihkan tempat tinggal.
Kronologi Kejadian
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan Ariswandi menjelaskan kronologi kejadian. Angin puting beliung menghantam wilayah Ketapang dan Candipuro pada 28 Juli 2025 sekitar pukul 18.14 WIB.
“Sejak awal kejadian, BPBD bersama Dinas Sosial langsung menyalurkan bantuan logistik untuk meringankan beban masyarakat,” ujarnya.
Kemudian, ia menambahkan, tim BPBD bersama Dinas Sosial bergerak cepat melakukan pendataan jumlah korban. Akibatnya, hasil pendataan menunjukkan 95 KK mengalami kerusakan rumah dengan tingkat kerusakan berbeda.
Data Korban dan Dampak Bencana
Ariswandi merinci sebaran korban. Sebanyak 33 KK berasal dari Desa Taman Sari, 5 KK dari Desa Bangun Rejo, dan 57 KK dari Desa Sumber Nadi di Kecamatan Ketapang. Selain itu, 10 KK di Desa Banyumas, Kecamatan Candipuro, juga mengalami kerusakan rumah akibat terjangan angin.
Oleh karena itu, Pemkab memastikan seluruh korban masuk dalam daftar penerima bantuan, termasuk warga yang tinggal di wilayah terpencil.
Respons Cepat Aparat Daerah
BPBD dan Dinas Sosial Lampung Selatan segera menyalurkan makanan siap saji, selimut, dan kebutuhan dasar lainnya sesaat setelah bencana. Dengan tujuan itu, mereka ingin korban yang kehilangan rumah tetap bertahan sementara waktu.
Namun demikian, petugas menghadapi kesulitan saat mendistribusikan logistik karena jalan licin dan tertutup reruntuhan pohon. Meski begitu, mereka tetap memastikan semua bantuan sampai kepada warga.
Empati Pemerintah dan Warga
Pemerintah daerah terus mendorong solidaritas masyarakat. Selain itu, sejumlah relawan, organisasi masyarakat, dan pihak swasta ikut menyalurkan donasi. Kehadiran mereka, pada akhirnya, memberikan semangat baru bagi warga yang kehilangan rumah.
Warga terdampak menyambut baik langkah pemerintah. Bahkan, mereka merasa diperhatikan meski kondisi sulit. Bantuan yang mereka terima memang tidak sepenuhnya menutup kerugian, namun setidaknya cukup meringankan beban hidup sehari-hari.
Upaya Pemulihan Ekonomi
Pemkab Lampung Selatan menyiapkan program pemulihan ekonomi untuk warga yang mata pencahariannya terganggu akibat bencana.
Sebagian besar, korban menggantungkan hidup dari sektor pertanian dan perdagangan kecil. Akibatnya, kerusakan rumah dan lahan akibat angin puting beliung juga mengurangi penghasilan mereka.
Edukasi Mitigasi Bencana
BPBD mengingatkan masyarakat tentang pentingnya edukasi mitigasi bencana. Ariswandi menilai masyarakat harus memahami langkah penyelamatan diri saat angin puting beliung datang.
Untuk itu, BPBD juga merencanakan pelatihan mitigasi di desa-desa rawan bencana. Dengan begitu, warga dapat lebih sigap menghadapi ancaman bencana di masa mendatang.
Kondisi Psikologis Warga
Bencana tidak hanya menimbulkan kerugian material, melainkan juga trauma psikologis. Banyak keluarga masih merasa takut karena kehilangan rumah dan barang berharga.
Oleh karena itu, Pemkab menggandeng relawan guna memberikan pendampingan psikososial. Upaya ini, pada akhirnya, bertujuan mengurangi rasa takut sekaligus memulihkan semangat warga.
Harapan Warga dan Pemerintah
Bantuan bagi korban puting beliung mencerminkan kepedulian Pemkab Lampung Selatan terhadap masyarakat. Selain itu, pemerintah berharap warga segera memulihkan kehidupan sehari-hari.
Sementara itu, masyarakat berharap pemerintah terus konsisten memberi perhatian pasca-bencana. Mereka menilai pemulihan ekonomi, pembangunan rumah, dan program sosial lain menjadi kebutuhan mendesak agar kehidupan bisa kembali normal.
Akhirnya, dengan langkah cepat pemerintah, dukungan relawan, serta semangat gotong royong, proses pemulihan diyakini akan berjalan lebih baik. Dengan demikian, solidaritas semua pihak menjadi kunci utama dalam mengatasi dampak bencana.
Berita Terpopuler
- Wagub Lampung Jihan Nurlela Tinjau Pasar Murah Muslimat NU di Natar
- PPRQ Metro Gelar Harlah ke-24 Teguhkan Komitmen Santri
- Curanmor Teror Jati Agung: Enam Motor Hilang, CCTV Tak Efektif
- Rohana Kudus, Jurnalis Bergelar Pahlawan Nasional, Pejuang Kesetaraan Perempuan
- KH Bisri Syansuri (3-Habis): Bahtsul Masail Sampai Tua, Kewafatan, dan Kesaksian Tokoh