NU MEDIA JATI AGUNG

MWCNU JATI AGUNG
NU MEDIA JATI AGUNG
Edisi
Advetorial
Opini
Donasi
🗓️ 21, Agustus 2025   |   ✍️ Ahmad Royani, S.H.I

Usaid bin Hudair Wafat di Penghujung Bulan Sya’ban

NU MEDIA JATI AGUNG, – Pada penghujung bulan Sya’ban, tepatnya tanggal 28 Sya’ban, sahabat Nabi Muhammad saw bernama Usaid bin Hudair wafat. Imam Ibnu Abdil Barr dalam kitab Al-Isti’ab fi Ma’rifatil Ashab menjelaskan bahwa Usaid meninggal pada tahun 20 H, sementara pendapat lain menyebutkan tahun 21 H. Ia kemudian dimakamkan di Baqi’.

Usaid bin Hudair memiliki nama lengkap Usaid bin Hudair bin Simak bin ‘Atik bin Rafi’ bin Imriil Qais bin Zaid bin Abdil Asyhal bin Jusyam bin al-Harits bin al-Khazraj bin ‘Amr bin Malik bin Al-Aus al-Anshari. Dalam riwayat, ia dikenal dengan beberapa kuniah: Abu Isa, Abu Yahya, Abu ‘Atik, Abul Hudair, dan Abul Hushain. Namun, kuniah yang paling populer adalah Abu Yahya sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Ishaq dan ulama lainnya.

Rasulullah saw menilai Usaid sebagai sahabat yang memiliki kecerdasan sempurna. Bahkan, beliau mempersaudarakannya dengan Zaid bin Haritsah. (Ibnu Abdil Barr, Al-Isti’ab fi Ma’rifatil Ashab, juz I, h. 93)

Usaid bin Hudair Termasuk As-Sabiqunal Awwalun

Hijrah Bersama Nabi Muhammad

Usaid bin Hudair termasuk dalam golongan as-sabiqunal awwalun, yaitu kelompok sahabat Nabi yang pertama kali masuk Islam. Ia juga ikut serta dalam peristiwa hijrah dari Makkah menuju Madinah.

Hijrah menjadi bukti pengorbanan besar kaum Muslim. Mereka rela meninggalkan rumah, tanah, serta harta benda yang berharga di Makkah demi mempertahankan iman. Karena pengorbanan tersebut, Allah memberikan jaminan surga bagi kelompok as-sabiqunal awwalun sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 100:

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah. Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.”

Penjelasan Ulama tentang Hijrah

Imam Fakruddin ar-Razi dalam Mafatihul Ghaib menjelaskan bahwa para sahabat melakukan hijrah sebagai bentuk ketaatan agung. Menurutnya, hijrah tidak sejalan dengan keinginan nafsu duniawi. Karena itu, ia menilai sahabat yang hijrah sebagai teladan ketaatan. Rasulullah juga selalu menempatkan mereka di hatinya. (ar-Razi, Mafatihul Ghaib, juz XIV, h. 172-173)

Sikap Humoris Usaid bin Hudair

Selain cerdas, Usaid juga dikenal humoris. Pada suatu kesempatan, Rasulullah saw mengatur barisan tentara Muslim. Saat itu, barisan Usaid tidak lurus sehingga Rasulullah menyentuhnya dengan tongkat kecil.

Beberapa waktu kemudian, Usaid berkata kepada Rasulullah, “Engkau pernah membuatku sakit.” Rasulullah pun menjawab, “Silakan kau balas.”

Usaid kemudian berkata, “Tapi dulu aku tidak memakai baju.” Mendengar hal itu, Rasulullah langsung membuka bajunya. Para sahabat yang hadir sempat merasa geram. Mereka mengira Usaid akan benar-benar membalas. Namun, Usaid justru mendekat dan memeluk Rasulullah sambil berkata, “Inilah yang aku inginkan wahai Rasulullah.”

Kisah ini menunjukkan kecintaan Usaid kepada Nabi. Ia ingin menempelkan tubuhnya kepada Rasulullah sebagai bentuk tabarruk, karena Rasulullah pernah bersabda bahwa siapa yang jasadnya pernah menempel dengan beliau, maka tidak akan masuk neraka. Kisah ini diriwayatkan dalam hadits Abu Daud.

Suara Merdu yang Didengar Malaikat

Selain humoris, Usaid juga memiliki suara indah. Suaranya yang merdu ketika membaca Al-Qur’an bahkan membuat malaikat turun.

Imam Bukhari meriwayatkan bahwa suatu malam Usaid membaca surat Al-Baqarah. Saat itu, ia mengikat kudanya yang akan dipakai perang. Ketika ia membaca, kuda berputar-putar seakan resah. Begitu ia berhenti, kuda pun tenang. Namun, ketika ia melanjutkan bacaan, kuda kembali bergerak.

Ketika ia mendongakkan kepala, ia melihat awan bercahaya yang naik ke langit. Pagi harinya, ia menceritakan kejadian itu kepada Rasulullah. Beliau lalu berkata:

“Itu adalah malaikat yang turun karena mendengar merdu suaramu. Seandainya engkau teruskan bacaanmu, banyak orang akan melihatnya. Pemandangan itu tidak akan tertutupi bagi mereka.”

Imam an-Nawawi menilai hadits ini sebagai bukti bahwa manusia dapat melihat malaikat. Ia juga menegaskan bahwa membaca Al-Qur’an bisa mendatangkan rahmat Allah dan kehadiran malaikat. (Ibnu Hajar, Fathul Bari, juz XI, h. 79)

Kesimpulan

Usaid bin Hudair wafat di penghujung bulan Sya’ban. Ia masuk golongan as-sabiqunal awwalun, ikut hijrah bersama Rasulullah, dan mendapat jaminan surga. Ia juga dikenal cerdas, humoris, penuh cinta kepada Nabi, serta memiliki suara merdu yang membuat malaikat turun.

Kisah hidupnya mengajarkan keteladanan dalam kecerdasan, pengorbanan, cinta kepada Rasulullah, dan keutamaan membaca Al-Qur’an dengan hati ikhlas.